YANGON - Sejumlah serdadu militer Myanmar mengaku telah membunuh, menyiksa, dan memerkosa warga sipil dalam wawancara eksklusif dengan BBC. Untuk pertama kalinya, serdadu-serdadu ini memberi penjelasan rinci tentang berbagai pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang mereka sebut diperintahkan dari atasan.
"Mereka memerintah saya untuk menyiksa, menjarah, dan membunuh orang tidak bersalah,” terang Maung Oo, dikutip BBC.
Dia menduga dirinya direkrut militer Myanmar untuk bertugas sebagai penjaga. Akan tetapi, dia justru menjadi bagian dari batalion yang membunuh sejumlah warga sipil yang bersembunyi di sebuah biara pada Mei 2022.
"Kami diperintah mengumpulkan semua pria dan menembak mati mereka. Yang paling menyedihkan adalah kami harus membunuh orang lansia dan seorang perempuan,” terangnya.
Pengakuan enam serdadu, termasuk seorang kopral, ditambah sejumlah korban mereka memberikan pemahaman yang langka tentang bagaimana militer Myanmar berupaya mempertahankan kekuasaan.
Baca juga: Militer Myanmar Lancarkan Serangan Berdarah, 2 Relawan Hilang
Semua nama dalam artikel ini telah diubah untuk melindungi identitas mereka. Para serdadu yang baru-baru ini membelot, berada dalam perlindungan sebuah unit Angkatan Pertahanan Rakyat (PDF), sebuah jaringan kelompok milisi sipil yang berjuang untuk mengembalikan demokrasi.
Baca juga: Tentara Myanmar Diduga Bantai 11 Warga Sipil, Bakar Korban Hidup-Hidup
Diketahui, militer merebut kekuasaan melalui kudeta terhadap pemerintahan pimpinan Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis, tahun lalu. Kini, militer berupaya menumpas pemberontakan bersenjata warga sipil.