NEW YORK — Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Senin (1/8/2022) memperingatkan bahwa satu kesalahpahaman saja kini dapat memicu kehancuran akibat serangan nuklir, ketika Amerika Serikat (AS), Inggris dan Prancis mendesak Rusia agar menghentikan “perilaku dan retorika nuklirnya yang berbahaya.”
BACA JUGA: Ngeri! Militer Inggris Konvoi Senjata Nuklir di Jalan Raya, Lewati Sekolah hingga Rumah Sakit
Pada pembukaan konferensi utama Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) di New York, Guterres memperingatkan bahwa dunia menghadapi “sebuah ancaman nuklir yang belum pernah terlihat sebelumnya semenjak puncak Perang Dingin.”
Sambil menyinggung perang Rusia dengan Ukraina, juga ketegangan di semenanjung Korea dan Timur Tengah, Guterres mengaku ia takut krisis-krisis “dengan nuansa nuklir” dapat meningkat.
“Kini, umat manusia dapat menghadapi kemusnahan akibat senjata nuklir hanya dengan sebuah kesalahpahaman atau kesalahan perhitungan,” kata Guterres dalam konferensi peninjauan NPT yang ke-10 – sebuah kesepakata internasional yang mulai berlaku sejak tahun 1970 untuk mencegah penyebaran senjata nuklir.
BACA JUGA: China Berencana Bangun 'Kereta Kiamat' untuk Bawa 1.000 Senjata Nuklir dengan Kecepatan Tinggi
“Kita sudah sangat beruntung sejauh ini. Tapi keberuntungan bukanlah strategi maupun perisai dari ketegangan geopolitik yang memuncak menjadi konflik nuklir,” tambahnya sebagaimana dilansir dari VOA Indonesia. Dia juga menyerukan kepada negara-negara agar “menempatkan umat manusia pada jalur baru menuju dunia yang bebas senjata nuklir.”
Pertemuan yang digelar di markas PBB di New York itu telah tertunda beberapa kali sejak tahun 2020 akibat pandemi COVID-19. Konferensi itu akan diselenggarakan hingga 26 Agustus mendatang.