Nama pulau ini sekarang - Isla de los Faisanes dalam bahasa Spanyol, Faisai Uhartea dalam bahasa Basque, Île des Faisans dalam bahasa Prancis - adalah sebuah kesalahan.
"Tidak ada burung pegar di Pulau Pheasant (pegar)," keluh novelis Prancis Victor Hugo ketika dia berkunjung pada tahun 1843. Bahkan, yang ada hanya burung malard jambul hijau dan burung-burung migran.
Pada zaman Romawi, pulau itu dikenal sebagai "Pausoa", kata Basque yang berarti bagian atau langkah.
Kemudian orang Prancis menerjemahkan ini sebagai "Paysans", yang berarti petani, sebelum mengubahnya menjadi "Faisans", untuk burung pegar. Seiring waktu, nama Île des Faisans melekat.
Pulau sederhana itu akhirnya menjadi terkenal pada tahun 1648, menyusul gencatan senjata di akhir Perang Tiga Puluh Tahun antara Prancis dan Spanyol, ketika pulau itu dipilih sebagai wilayah netral untuk menentukan perbatasan baru.
Bahkan, hingga 24 pertemuan tingkat tinggi berlangsung di sana, didampingi oleh pengawalan militer yang siap siaga jika negosiasi tidak berjalan lancar.
Sebelas tahun kemudian, Perjanjian perdamaian Pyrenees tercapai.
Untuk menghormati kejadian itu, pernikahan antar kerajaan pun dipertimbangkan, dan, pada 1660, Raja Prancis Louis XIV menikahi putri Raja Philip IV, Maria Theresa dari Spanyol, di tempat deklarasi.
Jembatan kayu dibangun untuk memudahkan perjalanan, tamu-tamu kerajaan menempuh ke lokasi dengan kereta-kereta mewah, dan para pelukis ditugaskan untuk berkarya.
Diego Velázquez, pelukis istana Raja Philip, dan kini dikenal dengan karya magnum opusnya Las Meninas (potret Margaret Theresa dengan para pendamping kehormatannya) ditugaskan untuk mengatur sebagian besar perayaan.