"Kami mengantisipasi bahwa China mungkin mengambil langkah seperti ini - pada kenyataannya, kami menggambarkan skenario yang tepat ini," terangnya.
"Faktanya, kunjungan pembicara berlangsung damai. Tidak ada pembenaran atas respons militer yang ekstrem, tidak proporsional, dan eskalasi ini,” lanjutnya.
Dia menekankan bahwa AS tidak akan mengambil tindakan untuk memprovokasi krisis, tetapi akan terus mendukung sekutu regional dan melakukan transit udara dan laut standar melalui Selat Taiwan.
"Kami akan terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan," katanya.
Blinken di Kamboja bertemu dengan rekan-rekan dari Asia Tenggara dan 27 negara lainnya, termasuk China, Jepang, Inggris, Uni Eropa (UE) dan India. Dia tidak bertemu dengan rekannya dari China, Wang Yi.
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), yang menjadi tuan rumah pertemuan itu, sebelumnya menyerukan agar semua pihak menahan diri dan mengatakan ada risiko salah perhitungan dan konflik antara negara-negara besar.
Blinken mengatakan ASEAN dan pejabat Asia lainnya sangat prihatin bahwa tindakan China akan mengacaukan seluruh kawasan.