Tapi bukunya "The Satanic Verses" pada 1988 mengubah hidupnya ketika Khomeini mengeluarkan dekrit agama yang memerintahkan pembunuhannya.
Rushdie menjadi korban ancaman pembunuhan yang membuatnya harus bersembunyi selama lebih dari 30 tahun. Ancaman ini termasuk fatwa mendiang pemimpin tertinggi Ayatollah Ruhollah Khomeini yang menginginkan kematiannya.
Pada 1998, pemerintah Presiden reformis Iran Mohammad Khatami meyakinkan Inggris bahwa Iran tidak akan menerapkan fatwa tersebut.
Namun Khamenei mengatakan pada 2005 dia masih percaya Rushdie adalah seorang murtad yang pembunuhannya akan diizinkan oleh Islam.
(Susi Susanti)