"Dia akan berteriak, 'Roket! Roket!'," kenang ibunya.
"Dia masih tidak bisa tidur nyenyak. Aku melindunginya dengan memeluknya dan berkata: 'Ibu bersamamu dan dia tidak akan pernah meninggalkanmu,” lanjutnya.
Dia menekankan bahwa Daniil membutuhkan pendidikan.
"Banyak ahli terapi wicara meninggalkan kota, saya tidak tahu seperti apa sekolah itu nantinya dan bagaimana mereka akan membangun kembali sekolah ini. Tapi kami sangat membutuhkan spesialis ini,” lanjutnya.
Adapun fasilitas di wilayah yang diduduki oleh pasukan invasi, pejabat Barat mengatakan keluarga dipaksa untuk membawa anak-anak mereka ke sekolah di mana mereka menghadapi "diprogram ulang" oleh guru yang didatangkan dari Rusia.
Di wilayah Kyiv, 75% sekolah siap menerima siswa kembali, namun hanya 25% yang mau. Di tanah Irpin Lyceum #3, luka perang terlihat jelas.
Sekolah-sekolah di kota ini, tepat di luar ibu kota, masih diberi nomor sejak Ukraina masih menjadi bagian dari Uni Soviet.
Ironisnya, upaya Moskow untuk menarik negara itu kembali ke orbitnyalah yang membuatnya seperti sekarang ini.