“China sangat mengutuk tindakan itu,” terangnya.
“AS harus segera berhenti memanfaatkan keunggulannya untuk mencuri rahasia dan menyerang negara-negara lain,” lanjutnya.
Kedutaan Besar AS di Beijing tidak segera menanggapi permohonan wawancara.
Pakar keamanan mengatakan, sayap militer Partai Komunis China yang berkuasa, Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dan Kementerian Keamanan Negara juga mensponsori para peretas non-pemerintah.
Universitas Politeknik Northwestern, yang terletak di kota Xi’an, berada dalam “daftar entitas” pemerintah AS yang membatasi aksesnya ke teknologi Amerika. Washington mengatakan universitas itu membantu PLA mengembangkan pesawat nirawak udara dan bawah air serta teknologi rudal.
Pengumuman yang dirilis pada Senin (5/9/2022) itu menuduh AS mengambil informasi tentang manajemen jaringan universitas itu dan “teknologi inti” lainnya. Pemerintah China mengatakan bahwa para analis China menemukan 41 “serangan jaringan” yang terlacak kembali ke NSA.
Tahun lalu, seorang pria asal China, Shuren Qin, divonis dua tahun penjara oleh sebuah pengadilan federal di Boston setelah ia mengaku bersalah karena mengekspor teknologi bawah air dan kelautan ke Universitas Politeknik Northwestern di China tanpa lisensi yang disyaratkan.
NSA, bagian dari Departemen Pertahanan, bertanggung jawab melakukan kegiatan “intelijen sinyal,” alias memperoleh data komunikasi dan data lainnya.