Pusat Tanggap Darurat Virus Komputer, yang didirikan tahun 1996 oleh departemen kepolisian di kota Tianjin, mengidentifikasi diri sebagai badan pemerintahan China yang bertanggung jawab melakukan inspeksi dan pengujian produk anti-virus komputer.
Sebuah laporan oleh Qihoo 360 pada 2020 mengatakan bahwa alat peretasan yang digunakan dalam serangan-serangan terhadap perusahaan dan badan pemerintahan China pada kurun waktu 2008-2019 berasal dari Badan Intelijen Pusat AS (CIA) dengan cara membandingkannya dengan kode dalam perangkat CIA yang dibocorkan oleh kelompok WikiLeaks.
Pusat virus itu menuduh NSA melakukan “serangan jaringan berbahaya” lainnya di China tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Ia mengklaim 13 orang yang terlibat dalam berbagai serangan telah diidentifikasi.
Para peretas disebut menyasar “zero day,” atau kerentanan keamanan sekolah yang sebelumnya tidak dilaporkan, kata pernyataan itu. Badan itu menyebut peretasan dilakukan dari server-server di 17 negara, termasuk Jepang, Korea Selatan, Swedia, Polandia, Ukraina dan Kolombia.
Pernyataan tersebut menggambarkan apa yang disebutnya sebagai perangkat lunak NSA, dengan nama seperti “Second Date” dan “Drinking Tea,” tanpa menyebutkan perangkat lunak mana yang mungkin digunakan terhadap universitas itu.
(Susi Susanti)