JAKARTA – Rusia dan Ukraina gagal mencapai kesepakatan terkait pembentukan zona aman dan demiliterisasi di area Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina Selatan. Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan bahwa keberadaan tentara Rusia diperlukan menjaga keamanan fasilitas nuklir tersebut.
BACA JUGA: Rusia Tolak Usulan Demiliterisasi PLTN Zaporizhzhia
Lyudmila menuduh pasukan Ukraina melakukan tindakan sembrono dengan menembaki PLTN Zaporizhzhia. Dia mengatakan bahwa aksi pasukan Ukraina itu sangat memprihatinkan dan berbahaya.
Tindakan pasukan Ukraina inilah, menurut Lyudmila, yang menyebabkan Rusia menolak usulan pembentukan zona demiliterisasi di sekira pembangkit tenaga nuklir itu.
“Apa yang akan terjadi jika tentara Rusia mundur dari PLTN Zaporizhzhia?,” kata Dubes Lyudmila pada pengarahan pers di Jakarta, Rabu, (7/9/2022).
BACA JUGA: Tuduh Rusia Tembaki PLTN Zaporizhzhia, Zelensky: Tinggal Selangkah Lagi dari Bencana Nuklir
“Kami khawatir tidak akan ada kelompok yang melindungi fasilitas itu. Kami memahami PLTN ini dan mencoba mencegah terjadinya bencana radioaktif yang merugikan semuanya.”
Sebagaimana diketahui, serangan terhadap PLTN Zaporizhzhia semakin intens dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan rangkaian serangan terbaru fasilitas nuklir itu kehilangan daya eksternal dari jaringan listrik nasional.
Rusia dan Ukraina saling tuduh terkait serangan-serangan ini.
Pasukan Rusia menguasai PLTN Zaporizhzhia beberapa minggu setelah memulai operasi militernya di Ukraina pada Februari. Sejak saat itu PLTN itu dikontrol dan dijaga pasukan Rusia dan dioperasikan oleh pekerja Ukraina.
(Rahman Asmardika)