Faryna mengatakan Mariana optimis dan positif pada awal konflik, tetapi karena kondisi di Mariupol memburuk, dia kehilangan kontak dengan temannya. Pesan terakhir yang dia terima dari Mariana hanya satu yakni pada 17 Maret yang hanya menytakan: "Saya hidup."
Teman dan keluarga Mariana dengan sabar menunggu kabar selama empat bulan. Tetapi saat perkiraan tanggal jatuh temponya semakin dekat, dan tidak ada kemajuan yang dibuat, mereka memutuskan untuk mempublikasikan kasusnya, termasuk memulai petisi untuk menyerukan pembebasannya.
Seorang juru bicara pemerintah Ukraina mengatakan kasus itu merupakan prioritas utama pemerintah.
"Pasti ada harapan untuk penyelesaian masalah ini," kata Andrii Yusov, dari markas besar koordinasi urusan tahanan, kepada BBC.
"Saya tidak bisa mengatakan kapan terakhir kali kami berbicara dengannya, tetapi kasus ini dipantau dengan sangat ketat, secara formal dan informal,” lanjutnya.
Vasilii berharap bahwa berbicara tentang istrinya dapat membujuk pihak berwenang yang didukung Rusia untuk membebaskannya dengan alasan murni kemanusiaan.
"Harus ada pemahaman sesama manusia di sini," ujarya.
"Seorang ibu dan anak-anaknya adalah suci di mana-mana. Biarkan mereka bebas. Sebagai manusia - lepaskan dia. Dia orang yang baik - dia seperti matahari kecil yang bersinar,” tambahnya.
(Susi Susanti)