PAKISTAN - Para pejabat di Pakistan mengatakan badai pasir atau debu di kota Sehwan, provinsi Sindh, pada Senin (12/9/2022) telah ‘menerbangkan’ ratusan tenda yang didirikan di pinggir jalan oleh orang-orang yang kehilangan rumah akibat banjir baru-baru ini. Sedangkan hujan yang diperkirakan akan turun lagi pada pertengahan bulan telah mulai mengguyur daerah itu.
Departemen Meteorologi Pakistan pada Senin (12/9/2022) memperkirakan lebih banyak lagi hujan di daerah itu dalam beberapa hari mendatang, menimbulkan ancaman baru bagi para pengungsi yang tinggal di tenda-tenda atau di tempat terbuka di pinggir jalan raya yang ditinggikan.
Baca juga: Badai Pasir Hantam Dubai hingga Suriah, Kerugian Capai Rp190 Triliun per Tahun
“Desa kami, kota kami, semua terendam. Kami datang ke sini dan tinggal di tenda-tenda. Sekarang tenda-tenda itu terbang, dan cuaca sangat buruk. Hujan telah mulai turun lagi. Adakah yang dapat menolong kami? Tolong bantu kami,” terang korban banjir Ghulam Mohammad, dikutip VOA.
Baca juga: Madinah Diterpa Badai Pasir, Pemulangan Jamaah Kloter 32 SUB Terganggu
Badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mulai bekerja untuk menilai kebutuhan rekonstruksi negara Asia Selatan itu setelah diguyur hujan dengan curah 391 milimeter, atau hampir 190 persen lebih banyak daripada rata-rata curah 30 tahun, pada Juli dan Agustus lalu. Sindh menerima hujan 466% lebih banyak daripada rata-rata.
Banjir akibat hujan monsun yang curahnya mencapai rekor dan pencarian gletser di kawasan pegunungan di bagian utara telah berdampak pada 33 juta jiwa dan menewaskan hampir 1.400 orang, menghanyutkan rumah-rumah, jalan, rel kereta, ternak dan tanaman palawija, dengan perkiraan nilai kerusakan mencapai USD30 miliar.
(Susi Susanti)