NEW YORK - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menggambarkan referendum sebagai "palsu". Biden mengatakan hal itu adalah "dalih palsu" untuk mencoba mencaplok bagian-bagian Ukraina dengan paksa yang melanggar hukum internasional.
"Amerika Serikat tidak akan pernah mengakui wilayah Ukraina sebagai bagian selain bagian dari Ukraina," katanya, dikutip BBC.
Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly, mengatakan Inggris memiliki bukti bahwa para pejabat Rusia telah menetapkan target untuk "jumlah pemilih pemilih dan tingkat persetujuan untuk referendum palsu ini".
Baca juga: Referendum Ukraina, Tentara Rusia Pergi dari Pintu ke Pintu Kumpulkan Suara dalam Jajak Pendapat
Cleverly mengatakan Rusia berencana untuk memformalkan aneksasi keempat wilayah - Luhansk, Donetsk, Kherson dan Zaporizhzhia - pada akhir bulan.
Baca juga: 4 Wilayah Ukraina Segera Gelar Referendum untuk Bergabung dengan Rusia
Sebuah sumber di Kherson mengatakan kepada BBC bahwa tidak ada upaya publik untuk mendorong pemungutan suara itu, selain dari pengumuman di kantor berita Rusia bahwa orang dapat memilih di sebuah gedung pelabuhan, yang sudah tidak digunakan selama 10 tahun.
Wanita lain di Kherson mengatakan dia melihat "gerilyawan bersenjata" di luar gedung tempat pemungutan suara tampaknya sedang berlangsung. Dia berpura-pura tidak membawa paspornya, jadi dia tidak harus memilih.