LONDON – Pimpinan agen mata-mata Rusia pada Jumat, (30/9/2022) mengatakan bahwa Moskow memiliki intelijen yang menunjukkan bahwa Barat berada di balik apa yang dikatakan sebagai "tindakan teroris" terhadap jaringan pipa gas Nord Stream di bawah Laut Baltik.
Dua pipa Nord Stream mencatat penurunan tajam tekanan pada 26 September dan seismolog mendeteksi ledakan, memicu gelombang spekulasi tentang siapa yang mungkin telah menyabot salah satu koridor energi terpenting Rusia.
Uni Eropa mengatakan pihaknya menduga sabotase menyebabkan kerusakan pada jaringan pipa Nord Stream 1 dan 2 di perairan Swedia dan Denmark. Gedung Putih telah menolak tuduhan Rusia bahwa mereka berada di balik insiden tersebut.
"Kami memiliki materi yang menunjukkan jejak Barat dalam organisasi dan implementasi aksi teroris ini," kata Sergei Naryshkin, direktur Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR), kepada wartawan di televisi pemerintah.
Pernyataan kepala mata-mata itu adalah tuduhan publik paling langsung terhadap Barat dari seorang pejabat senior Rusia. Dia tidak mengatakan bukti apa yang dimiliki Rusia, tetapi mengatakan Barat berusaha mengaburkan siapa yang melakukan serangan itu.
"Barat melakukan segalanya untuk menyembunyikan pelaku dan penyelenggara sebenarnya dari aksi teroris internasional ini," kata Naryshkin sebagaimana dilansir Reuters. SVR adalah penerus langsung dari Direktorat Utama Pertama KGB era Soviet.
Presiden Vladimir Putin pada Kamis, (29/9/2022) mengatakan "sabotase yang belum pernah terjadi sebelumnya" terhadap jaringan pipa gas Nord Stream adalah "tindakan terorisme internasional."
Kremlin menolak mengomentari pernyataan Naryshkin tetapi mengatakan perlu ada penyelidikan internasional menyeluruh atas insiden tersebut.