“Putin kalah dalam perang ini dan langkahnya untuk merebut wilayah Ukraina melalui referendum palsu adalah pelanggaran serius terhadap Piagam PBB, membuat perdamaian semakin sulit untuk dicapai. Ini adalah eskalasi besar, dan dengan mitra kami, Inggris meningkatkan sanksi dan tindakan untuk memastikan bahwa Rusia mengakhiri perangnya di Ukraina dan kerusakan yang ditimbulkannya terhadap orang-orang di seluruh dunia,” ungkapnya.
Sebagai tanggapan, Inggris bersama mitra internasional telah menerapkan serangkaian sanksi lebih lanjut yang menargetkan sektor-sektor utama ekonomi Rusia.
Tidak ada keraguan bahwa tindakan agresi Rusia yang berkelanjutan akan memperpanjang dampak negatif yang telah dikenakan Rusia pada ekonomi global dan akan membahayakan prospek perdamaian.
“Vladimir Putin sekali lagi melanggar hukum internasional dengan ancamannya untuk mencaplok lebih banyak Ukraina. Kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut, termasuk menjatuhkan lebih banyak sanksi untuk melumpuhkan mesin perang Putin. Kami akan memastikan dia kalah dalam perang ilegal ini,” ujar Perdana Menteri (PM) Inggris Liz Truss.
Inggris menegaskan tidak akan pernah menerima wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhya sebagai apa pun selain Wilayah Ukraina.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres mengajak semua pihak bekerja sama untuk mengakhiri perang yang terjadi di Ukraina.
“Sekarang lebih dari sebelumnya, kita harus bekerja sama untuk mengakhiri perang yang menghancurkan dan tidak masuk akal ini dan menegakkan Piagam PBB dan hukum internasional,” terangnya.
(Susi Susanti)