Tim Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan Pastikan Bukan Pembanding Investigasi Kepolisian

Avirista Midaada, Jurnalis
Jum'at 07 Oktober 2022 23:36 WIB
Pintu 13 Kanjuruhan lokasi suporter tewas akibat berdesak-desakan menghindari gas air mata. (Foto: Avirista Midaada)
Share :

MALANG - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan Malang memastikan proses investigasi yang dilakukan, bukan sebagai pembanding penyelidikan dari pihak lain. Investigasi yang dilakukan TGIPF adalah untuk melengkapi data dan fakta yang sebelumnya sudah terungkap ke publik. 

Anggota TGIPF, Akmal Marhali menegaskan TGIPF bukanlah lembaga eksekusi. Pihaknya hanya memfasilitasi agar fakta-fakta kasus ini bisa terungkap. 

"Kami bukan yang menghukum, tetapi mendudukkan persoalan ini sesuai porsinya," ucap Akmal, Jumat (7/10/2022), saat mencari beberapa informasi di Malang.

Lebih jauh, pria yang juga Koordinator Save Our Soccer itu menambahkan, proses investigasi dilakukan dalam dua koridor yang berbeda. Pertama tentu ada football family, Kemudian yang kedua adalah pelanggaran pidana yang terjadi. Saat ini polisi sudah menetapkan 6 tersangka atas peristiwa tersebut. 

"Setelah ini tentu harus ada perbaikan, mulai dari suporter, SOP pertandingan hingga bisnis sepak bolanya. Kita harus belajar dari Tragedi Hillsborough. Saat itu korban meninggal mencapai 96 orang. Setelah peristiwa itu, Inggris lalu mengeluarkan resolusi Footbal Spectaror X,” sambungnya. 

Baca juga:  Temuan Tim Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan : Pintu Stadion Terkunci!

Akmal memastikan bahwa TGIPF akan bekerja secepat mungkin. Target yang ditetapkan presiden adalah pekan depan seluruh data yang dibutuhkan sudah terkumpul dan harus dilaporkan. 

"Perlu dipahami bahwa apa yang kami lakukan ini bukan sebagai pembanding dengan yang lain. Namun, ini untuk melengkapi dan menyempurnakan. Kami berusaha menyelesaikan kasus ini seadil-adilnya dan setransparan mungkin," pungkasnya.

 

Sebelumnya diberitakan, kerusuhan pecah setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya. Pertandingan sendiri dimenangkan tim tamu Persebaya dengan skor 2 - 3. Para suporter merangsak masuk ke lapangan dan menyerbu pemain, dengan maksud untuk menyemangati dan permintaan foto.

Namun tembakan gas air mata ke tribun membuat panik ribuan suporter dan terjadilah desak-desakan. Akibat kejadian hingga Jumat pagi pukul 06.00 WIB, ada 131 orang dikonfirmasi meninggal dunia dan 524 orang luka-luka. Para korban ini tersebar di 24 rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Kota Malang dan Kabupaten Malang.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya