LONDON - Raja Charles III akan berencana merombak tradisi kerajaan Inggris. Dia menjadi raja Inggris pertama sejak abad ke-19 yang tidak menggunakan Istana Buckingham sebagai tempat tinggal utamanya.
Seharusnya sudah menjadi hal yang lazim jika seorang raja yang memiliki pemerintahan, maka dia dan keluarganya akan menggunakan Istana Buckingham sebagai rumah mereka. Namun pada pemerintahannya kali ini, Raja Charles III, enggan menempati Istana Buckingham sebagai tempat tinggal kecuali terdapat bukti kontroversial yang mengharuskannya pindah.
Pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth II, Ratu juga memiliki prinsip yang sama seperti Raja Charles III. Yaitu enggan menjadikan Istana sebagai rumahnya ketika dia naik takhta. Namun akhirnya dia menerima hal itu karena terkait tradisi yang harus dipertahankan.
Baca juga: Istana Buckingham: Upacara Penobatan Raja Charles Akan Digelar pada 6 Mei 2023
Tujuan Charles ingin merubah tradisi kerajaan Inggris menuju ke arah yang berbeda di awal masa pemerintahannya mungkin merupakan awal niatnya untuk menjadi Raja tersendiri dan melakukan berbagai hal dengan caranya sendiri, daripada mengikuti jejak ibunya yang bersahaja, Ratu Elizabeth II
Baca juga: Charles III Diperkirakan Akan Dinobatkan Sebagai Raja Inggris pada Juni 2023
Kaum Royalis sempat memiliki ketakutan jika Charles akan menjadi raja yang ikut campur, maksudnya sebagai orang yang tidak akan menerima perannya sebagai raja konstitusional dan malah ingin membuat perubahan baru tersendiri.
Untuk saat ini, Charles telah menjelaskan bahwa dia ingin tetap tinggal di Clarence House, yang berjarak dekat dengan istana bahkan bisa ditempuh dengan berjalan kaki saja. Charles akan tetap menggunakan Istana Buckingham sebagai markas operasional bagi Raja