Anies, Robert Moses dan Keadilan Spasial

Opini, Jurnalis
Sabtu 22 Oktober 2022 06:52 WIB
DKI Jakarta (Foto: Dok Okezone)
Share :

Akan terjadi “purifikasi” kawasan, dan strata ekonomi terendah masyarakat akan keluar, tergusur dengan sendirinya, dan secara perlahan akan terus menggerus keatasnya, sampai semua kawasan akan bersih dan hanya satu kelas yang menguasasinya.Bagi Anies jika PBB tidak dijinakkan di Jakarta, maka pajak itu akan menjadi instrumen ampuh untuk Mentengnisasi dan Pondok Indahnisasi berbagai akwasan lain di Jakarta.

Ketika itu terjadi, maka segregasi sosial tak bisa terbendungkan, dan itu adalah hulu ledak ampuh untuk ketimpangan dan konflik sosial. Seperti biasa, publik juga tahu, kelompok kaya mana-etnis apa yang akan dominan ketika “purifikasi” kawasan terjadi.

Tanpa harus berpretensi rasis, ketika perkawinan segregator etnis dan segregator pendapatan sosial di sebuah ibu kota negara terjadi, maka hulu ledak konflik sosial akan menjadi abadi,dan dapat menggelegar setiap saat. Sampai disini isu keadilan spasiall Anies telah bertemu dengan sekutunya yang terdekat, persatuan Indonesia

Langkah keadilan spasial Anies tidak hanya berhenti menghempang reklamasi, memanusiakan warga relokasi kawasan, dan membuat pagar struktural ketimpangan penguasaan lahan antar kelas di Ibu Kota. Lebih dari itu ia membuat ruang publik, bahkan ruang publik hijau terhebat dalam sejarah Jakarta. Ia membuat sistem tranportasi publik yang tidak hanya terpadu, namun, murah, aman,nyaman, dan berbasis elektronik dan digital.

Hasil yang segera terlihat, jumlah penumpang kenderaan umum yang hanya 350.000 pada tahun 2016 dalam masa kepemimpinannya-2020 telah menjadi 1 juta pengguna. Hampir seluruh penjuru Jakarta kini tersambung dengan sistem tarnsportasi terpadu. Uniknya kenderaan umum menjadi pembaur lintas kelas yang menetralkan stratifikasi sosial secara tajam.

Manager, bahkan CEO, yang menggunakan pakaian komplit jas dan dasi, kini duduk bersebelahan dengan rakyat biasa dalam sebuah angkutan yang sama dengan kenyamanan yang sama. Sebuah elemen “abstrak” pembangunan kota yang telah hilang dibanyak kota di dunia dan bahkan di Jakarta, kini telah muncul kembali. Kebersamaan , kesetaraan ,dan keguyuban yang dicurigai akan sirna karena modernitas, perlahan mulai terjinakkan.

Pembangunan trotoar yang dikerjakan oleh pemerintah DKI dalam beberapa tahun terakhir sepanjang 341 kilometer adalah capaian spektukaler sebuah ibu kota negara “new emerging market..” Trotoar kemudian menjadi katalisator inklusivitas warga, ansuransi kesehatan murah yang menyenangkan, instrumen keadilan lingkungan, sarana memperkuat percaya diri individu, dan perajut “we feeling” yang sangat ampuh.

Pengalaman Anies membangun sukses Jakarta selama lima tahun memberikan banyak pelajaran. Satu diantaranya adalah kemampuanya membalikkan prinsip Robert Moses tentang “keniscayaan korban” seperti yang banyak diikuti oleh pembangun berbagai kota di dunia, termasuk seperti yang dilakukan oleh pendahulu nya. Anies membuat omelet baru , bahkan sama sekali tak menggunakan telur ayam. Omelet itu enak, gurih, dan sehat. Omelet itu adalah omelet vegetarian.

Penulis: Ahmad Humam Hamid

(Arief Setyadi )

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya