Unggul Tipis dari Bolsonaro, Lula da Silva Menangi Pilpres Brasil

Rahman Asmardika, Jurnalis
Senin 31 Oktober 2022 11:06 WIB
Luiz Inacio Lula da Silva. (Foto: Reuters)
Share :

SAO PAULO - Luiz Inacio Lula da Silva menang tipis dari petahan Jair Bolsonaro dalam pemilihan presiden Brasil putaran kedua pada Minggu (30/10/2022). Ini menandai kembalinya Lula, pemimpin sayap kiri populer, sebagai Presiden Brasil sekaligus mengakhiri pemerintahan sayap kanan yang berkuasa di Brasil dalam beberapa dekade.

Mahkamah Agung Pemilihan Umum Brasil menyatakan Lula sebagai presiden berikutnya, dengan 50,9% suara versus 49,1% untuk Bolsonaro. Pelantikan Lula yang berusia 77 tahun dijadwalkan pada 1 Januari.

BACA JUGA: Capres Brasil Usulkan Pembentukan Aliansi dengan Indonesia dan RD Kongo Jika Terpilih

Bolsonaro tetap diam pada Minggu malam setelah hasil pemungutan suara diumumkan dan beberapa sekutunya secara terbuka mengakui kekalahannya, menentang harapan bahwa ia mungkin akan segera menantang hasil tipis setelah membuat klaim penipuan yang tidak berdasar dalam pemilihan sebelumnya. Bolsonaro tidak menelepon Lula, menurut penasihat kampanyenya.

Dalam pidatonya Lula mengatakan bahwa dia akan menyatukan Brasil yang terpecah, sambil mengundang kerja sama internasional untuk melestarikan hutan hujan Amazon dan membuat perdagangan global lebih adil.

"Saya akan memerintah untuk 215 juta warga Brasil, dan bukan hanya untuk mereka yang memilih saya," kata Lula di markas kampanyenya, sebagaimana dilansir Reuters. "Tidak ada dua Brasil. Kita adalah satu negara, satu orang, satu negara besar."

Wakil Presiden terpilih Geraldo Alckmin dan pembantu kampanye Lula melompat-lompat meneriakkan, "Sudah waktunya Jair, sudah waktunya untuk pergi," dalam sebuah video yang beredar di media sosial.

Tahun lalu, Bolsonaro, (67), secara terbuka membahas penolakannya untuk menerima hasil pemungutan suara.

Seorang pembantu senior kampanye Bolsonaro, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan dia tidak akan berpidato pada Minggu. Kampanye Bolsonaro tidak menanggapi permintaan komentar.

Seorang mantan pemimpin serikat yang lahir dalam kemiskinan, Lula mengorganisir pemogokan terhadap pemerintah militer Brasil pada 1970-an. Dua periode kepresidenannya ditandai oleh ledakan ekonomi yang didorong oleh komoditas dan dia meninggalkan kantor dengan rekor popularitas.

Namun, pemerintahan Partai Buruhnya kemudian dilanda resesi mendalam dan skandal korupsi yang memecahkan rekor yang memenjarakannya selama 19 bulan atas tuduhan suap, yang dibatalkan oleh Mahkamah Agung tahun lalu.

Dalam masa jabatan ketiganya, Lula akan menghadapi ekonomi yang lesu, keterbatasan anggaran yang lebih ketat, dan legislatif yang lebih bermusuhan.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya