WASHINGTON – Seorang pangeran Arab Saudi menjadi korban terbaru dari tindakan keras Riyadh terhadap warga Saudi di Amerika Serikat (AS). Pangeran Abdullah bin Faisal al Saud, seorang mahasiswa pascasarjana di Universitas Northeastern Boston ditangkap dalam perjalanan kembali ke Arab Saudi dan dipenjara oleh pihak berwenang Kerajaan.
BACA JUGA: Arab Saudi Penjarakan Warga AS Selama 16 Tahun Usai Cuit Kritikan ke Kerajaan
Diwartakan Associated Press (AP), Pangeran Abdullah jarang menyebutkan bahwa dia anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi selama berkuliah di Boston. Menurut teman-temannya, Abdullah menghindari berbicara tentang politik Saudi, fokus pada studinya, rencana karier, dan cintanya pada sepak bola.
Tetapi, setelah sepupunya yang juga seorang pangeran, dijatuhi hukuman tahanan rumah, Pangeran Abdullah mendiskusikannya dengan kerabat melalui telepon dari AS, yang didengar oleh pejabat Arab Saudi. Pembicaraan itu membuat Pangeran Abdullah ditangkap dalam perjalanan kembali ke Arab Saudi dan pada Agustus hukuman awal 20 tahun yang dijatuhkan kepadanya dinaikkan menjadi 30 tahun.
Pangeran Abdullah, (31), berasal dari salah satu cabang keluarga kerajaan yang paling menjadi sasaran penahanan karena dianggap sebagai kritikus atau saingan sejak Pangeran Mohammed bin Salman mengkonsolidasikan kekuasaan di bawah ayahnya yang sudah lanjut usia, Raja Salman bin Abdulaziz.
BACA JUGA: Penangkapan Pangeran Jadi Peringatan bagi Keluarga Kerajaan Arab Saudi
Sebuah foto dari upacara sarjana Northeastern Pangeran Abdullah menunjukkan dia dalam topi dan gaun wisuda, dicukur bersih, dagu terangkat dan berseri-seri.
Teman-temannya mengatakan pejabat Saudi menahan Pangeran Abdullah setelah dia kembali ke Kerajaan pada 2020, dengan tiket yang disediakan pemerintah, untuk belajar dari jarak jauh selama pandemi.