Ia menambahkan bahwa kebijakan peralihan ke TV digital juga harus didukung lintas kementrian. Sehingga Kominfo bekerja sama dengan kementerian lain seperti Kementerian Perindustrian (kemperin) soal kewajiban televisi yang dijual di Indonesia harus support TV Digital.
"Jika bicara smart TV android yang banyak beredar di tanah air sebagian masih belum support TV Digital, ini juga harus menjadi perhatian pemerintah. Bila melihat di TikTok Shop, platform medsos dan jual beli yang sedang naik daun di Indonesia, para influencer yang juga afiliator menjelaskan bahwa STB TV Digital, termasuk yang paling laris terjual," ujarnya.
"Ini karena para influencer di TikTok melakukan sosialisasi mandiri terkait TV Digital," imbuh Pratama.
Selain itu, menurut dia, kesiapan teknis juga harus benar-benar matang. Saat ini memang TV analog yang dimatikan baru di wilayah Jabodetabek. Namun, program ini akan dilaksanakan secara nasional kedepannya.
"Beberapa influencer di daerah ada yang mempertanyakan mengapa saat mereka mengakses TV digital di daerahnya masih sulit, program channel belum masuk, sehingga mereka masih memakai TV analog bahkan banyak kini yang memilih mengakses channel TV dengan internet," tuturnya.
Sehingga, menurut Persada, kebijakan suntik mati TV analog harus dicek kembali, mulai dari kesiapan teknis TV digital agar meratadan kesiapan lainnya.
"Prinsipnya adalah jangan ada masyarakat yang dirugikan dengan program TV digital ini. Win win solution bagi semua pihak harus dipikirkan pemerintah, agar masyarakat tidak tiba-tiba kehilangan akses informasi," tutur pakar siber itu.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong mengatakan Analog Switch Off (ASO) atau penghentian siaran TV analog dan beralih ke siaran digital di Jabodetabek dimulai 2 November 2022.
Ia menyebut, posisi pemerintah dalam program ASO adalah memfasilitasi dan mendukung industri untuk menghadapi disrupsi digital.
"ASO ini justeru kita lakukan agar industri pertelevisian bisa bersaing dengan disrupsi digital," tuturnya.
(fkh)
(Kemas Irawan Nurrachman)