Pemilu sela biasanya dimenangkan oleh partai yang sedang beroposisi. Saat ini yang tengah berkuasa adalah Partai Demokrat yang selain mengisi jabatan presiden yang dikuasai Joe Biden, juga mendominasi dua majelis di Kongres.
Dalam dua tahun pertama masa jabatannya, Presiden Joe Biden relatif mulus mengeksekusi sejumlah kebijakannya karena tak begitu mendapatkan ganjalan baik dari Senat maupun DPR setelah keduanya didominasi Demokrat, kendati dalam selisih kursi yang sangat tipis.
Situasi seperti itu bakal berubah jika Republik memenangkan pemilu sela sehingga menjadi mayoritas dalam parlemen.
Jika terjadi begitu, maka kerja pemerintahan Joe Biden bakal terganggu dan bahkan bisa mempengaruhi nasib sang presiden serta Demokrat pada pemilu 2024.
Pergeseran komposisi parlemen akan membuat program-program Joe Biden mengalami rintangan lebih sulit dibandingkan dengan dua tahun terakhir, dan ini termasuk kebijakan ekonominya.
Padahal apa yang terjadi dalam perekonomian AS mempengaruhi perekonomian global, terlebih dalam masa sulit pascapandemi yang tengah diancam resesi global.
Sementara dari kaca mata politik, rekonfigurasi legislatif AS bakal memanaskan politik dunia mengingat kemenangan Republik dalam pemilu sela bisa menjadi pintu masuk untuk naiknya Donald Trump yang membawa AS semakin ekstrem ke kanan.
Faktor Donald Trump
Mantan Presiden Donald Trump masih menjadi menjadi kekuatan utama di balik kemungkinan besar naiknya calon-calon anggota legislatif Partai Republik pada pemilu sela 2022.
Republik hanya membutuhkan selisih lima kursi lebih banyak dari Demokrat untuk menjadi mayoritas di DPR.