Gelombang Kemarahan Terus Terjadi Terkait Pesta Halloween Berdarah di Itaewon, Tuntut Keadilan bagi Kaum Muda

SEOUL – Gelombang kemarahan terkait tragedi berdarah pesta Halloween yang terjadi di Itaweon, Seoul, Korea Selatan (Korsel) terus terjadi. Warga menilai pemerintah Korsel gagal menangani insiden yang menewaskan banyak anak muda itu dan tidak bisa melindungi mereka.

Seperti diketahui, pada 29 Oktober lalu, kerumunan massa yang mematikan menewaskan 156 orang - kebanyakan anak muda - dan melukai 196 lainnya selama perayaan Halloween di distrik kehidupan malam Itaewon.

Tak tinggal diam, sejak Sabtu (5/11/2022) sekitar 200 pengunjuk rasa menggelar aksi protes dari berbagai kelompok politik pemuda. Mereka berkumpul di dekat lokasi kejadian di Itaewon, memegang spanduk bertuliskan "Pada 6:34 negara tidak ada [untuk para korban]".

Baca juga: Dianggap Gagal, Warga Korsel Protes Tuntut Persiden Yoon Mundur Terkait Pesta Halloween Berdarah di Itaweon

Mengenakan pakaian hitam dan masker wajah, mereka mengangkat tinggi-tinggi spanduk bertuliskan: "Pada 6:34 negara tidak ada [untuk para korban]".

Baca juga: Marah ke Pemerintah, Warga Korsel Gelar Aksi Protes Terkait Pesta Halloween Berdarah di Itaewon

Kelompok protes ini diorganisir oleh Candlelight Action, aliansi kelompok progresif, yang telah mengadakan protes politik reguler terhadap Presiden Yoon bahkan sebelum tragedi Itaewon.

Protes itu diadakan di dekat Balai Kota yang melihat dua jalur jalan utama diblokir untuk menampung puluhan ribu pengunjuk rasa. Banyak yang membawa tanda protes berwarna hitam yang bertuliskan "Mundur adalah ungkapan belasungkawa" - pesan yang ditujukan untuk Presiden Yoon.

"Mundur, pemerintahan Yoon Suk-yeol! Mundur, pemerintahan Yoon Suk-yeol!,” teriak para pendemo sambil melambaikan lilin dan plakat mereka, dikutip BBC.