Adapun aksi protes - yang biasanya digelar pertemuan puncak COP - kemungkinan akan diredam.
Namun, Presiden COP27, Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengatakan bahwa ruang akan disisihkan di Sharm el-Sheikh untuk protes berlangsung. Namun, para aktivis Mesir mengatakan kepada BBC bahwa banyak kelompok lokal tidak dapat mendaftar untuk konferensi tersebut.
Sementara itu, Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi, yang berkuasa sejak 2014, telah mengawasi tindakan keras yang meluas terhadap perbedaan pendapat. Kelompok hak asasi manusia (HAM) memperkirakan negara itu memiliki sebanyak 60.000 tahanan politik, banyak yang ditahan tanpa pengadilan.
Seperti diketahui, pada KTT tahun lalu di Glasgow, sejumlah janji disepakati. Yakni negara-negara berkembang - yang berada di garis depan perubahan iklim - menuntut agar komitmen pendanaan sebelumnya ditegakkan.
Tetapi mereka juga ingin ada diskusi tentang ‘kerugian dan kehilangan’ terkait keuangan untuk membantu mereka mengatasi kerugian yang sudah mereka hadapi dari perubahan iklim daripada hanya untuk mempersiapkan dampak di masa depan. Setelah negosiasi yang intens, masalah ini menjadi agenda resmi COP27.
(Susi Susanti)