Mengungkap Cara Beethoven yang Tuli Menciptakan Karya Musik Paling Hebat dalam Sejarah

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Selasa 08 November 2022 06:04 WIB
Beethoven. (Foto: Getty Images)
Share :

LAURA Tunbridge, seorang profesor musik di Universitas Oxford dan penulis biografi "Beethoven: a life in nine pieces", menggambarkan bagaimana momen epik saat Ludwig van Beethoven tampil di pertunjukan perdana Simfoni Kesembilan. Acara Royal Court Theatre of Vienna pada 7 Mei 1824 itu spesial karena sudah 12 tahun sang maestro absen dari pertujunjukan.

Mengutip dari BBC News Indonesia, sang maestro hebat itu naik ke podium di depan salah satu orkestra terbesar yang pernah ada, untuk sebuah konser luar biasa. Untuk pertama kalinya, formatnya telah diubah untuk menyertakan suara manusia dalam sebuah simfoni.

"Dia naik podium selama pertunjukan perdana (simfoni), tetapi ada direktur musik di sisinya yang menjaga ketertiban, karena saat itu sudah diketahui bahwa Beethoven sudah lama berhenti menjadi konduktor yang andal," kata Prof Tunbridge.

"Ternyata tepuk tangan terjadi pada salah satu segmen, karena penonton ingin mendengarnya lagi," tambahnya.

Ini berpotensi menjadi malam yang kacau. Komposer dan konduktornya tuli, karya itu luar biasa panjang dan rumit, dan - seperti yang biasa terjadi pada saat itu - para musisi hanya melakukan sedikit latihan.

 Baca juga: Sepak Terjang Laskar Hizbullah yang Beranggotakan Kiai dan Santri dalam Pertempuran Surabaya

"Sungguh menakjubkan bahwa hasilnya sangat baik, mengingat kurangnya persiapan," kata Prof Tunbridge.

Dengan punggungnya menghadap ke penonton, Beethoven memimpin para musisi dengan hasrat yang tak terkendali, menggoyangkan tubuhnya dan melambaikan tangannya mengikuti musik.

Begitu asyiknya ia, sehingga di akhir lagu dia terus menggerakkan tangan, sampai salah satu solois - yang diyakini adalah penyanyi contralto Caroline Unger - mendekatinya dan membalikkannya, sehingga ia bisa melihat tepuk tangan meriah.

Pada saat itu, pendengaran Beethoven sudah sangat terbatas.

Beethoven lahir 250 tahun lalu di Bonn, Jerman. Meskipun tidak ada kepastian kapan tepatnya ulang tahunnya (diyakini adalah pada 16 Desember), ada catatan bahwa ia dibaptis pada 17 Desember 1770.

Ia menjadi komposer dengan imajinasi, hasrat, dan kekuatan yang luar biasa - ditandai dengan kepribadian yang kompleks dan kontradiktif.

Tahun-tahun paling berpengaruh di masa mudanya bertepatan dengan Perang Napoleon, saat terjadi pergolakan politik yang fenomenal di sebagian besar Eropa.

Meskipun Beethoven lahir di Jerman, ia diakui dan diadopsi sebagai salah satu musisi terhebat Wina - sebuah prestasi yang luar biasa di kota yang juga mencatat Wolfgang Amadeus Mozart, Joseph Haydn, Franz Schubert dan Antonio Vivaldi sebagai putra-putra daerah itu.

"Melalui berbagai cara, dia merevolusi ruang lingkup musik dalam hal suara dan volume," kata Prof Tunbridge.

"Dengan ambisinya, dan kepercayaan bahwa musik dapat mengekspresikan gagasan dan perasaan, ia menunjukkan bahwa musik lebih dari sekadar hiburan murni, namum memiliki arti yang jauh lebih dalam," tambah akademisi itu.

"Beethoven memainkan peran kunci dalam mengangkat musik ke bentuk seni," kata Prof Tunbridge.

Pada saat yang sama, ia juga memiliki reputasi sebagai orang yang pemarah, egois, narsistik, tidak ramah, suka cemberut, frustrasi dalam hal romantika, tidak terawat, pelit, hipokondriak, dan pecandu alkohol.

"Itu adalah bagian dari mitos yang meromantisasi Beethoven," kata Prof Tunbridge, karena "kita lebih suka citra seorang seniman yang tersiksa oleh kekacauan internalnya dan penyakit-penyakitnya secara fisik".

Mengilustrasikannya sebagai seorang master yang mendedikasikan dirinya pada seni di atas segalanya, dengan kemampuan untuk menciptakan karya yang berada di luar imajinasi kita, membuat Beethoven terlihat seperti seseorang yang bukan dari dunia ini.

Kesehatan yang Buruk

Beethoven memiliki reputasi sebagai orang dengan karakter yang sulit - tetapi jika ingin memandang hal ini secara adil, dia menderita banyak penyakit, dan menjalankan beberapa perawatan medis yang mengerikan dan bahkan kontraproduktif.

Sejumlah ahli modern telah melakukan penyelidikan forensik sejarah untuk mencoba menentukan penyakit apa yang dideritanya, bagaimana mereka berkorelasi dengan ketuliannya, dan bagaimana hal itu memengaruhi kepribadian dan kreasi musiknya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya