Di dalam buku biografi kerajaan baru itu, Andersen menuliskan bahwa kritik Trump terhadap Kate menyebabkan apa yang disebut Kepala pelayan Clarence House sebagai 'semburan kata-kata tidak senonoh' atau kemarahan luar biasa dari Pangeran Charles dan putra-putranya.
Andersen juga menambahkan bahwa komentar Trump pada saat itu bukan pertama kalinya memicu kemarahan bangsawan.
Sebelum kematian Ratu Elizabeth II, Charles merupakan seorang Pangeran Wales. Pada 2019, Trump pernah salah mengeja dirinya menjadi “Prince of Whales (Pangeran Paus)” di Twitter-nya.
Dari kejadian tersebut, Andersen mengungkap bahwa Charles merasa kecewa terhadap Trump yang salah mengeja gelarnya.
Tak hanya itu, Andersen menuliskan bahwa Trump pernah berkomentar seksual terhadap mendiang Putri Diana beberapa bulan setelah kematiannya pada 1997.