JAKARTA – Prabowo Subianto yang dulunya pernah menjadi Danjen Kopassus pernah malang melintang terlibat berbagai operasi tempur.
Salah satunya dalam operasi membebaskan peneliti dari Ekspedisi Lorentz 95 yang disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Kelly Kwalik, di desa Mapenduma, kecamatan Tiom, Jayawijaya.
Salah satu ajudan Prabowo Rizky Irmansyah bercerita, Prabowo kala itu itu masih berpangkat brigjen dan menjabat Danjen Kopassus. Prabowo memimpin langsung operasi tersebut. Operasi pembebasan sandera Mapenduma sendiri dimulai tanggal 8 Januari dan berakhir pada 9 Mei 1996.
“Pada saat itu ada dua helikopter yang disiapkan untuk mengangkut prajurit kopassus. Helikopter pertama berisi beberapa personil Kopassus yang dua di antaranya adalah Kapten Teguh Arief dan Lettu Rudy Adolf Parengkuan,” ujar Rizky.
Sementara di helikopter kedua, ditumpangi Prabowo Subianto beserta pasukan pemukul dari Korps Baret Merah.
“Ketika dua helikopter tersebut sedang bersiap untuk lepas landas. Tiba-tiba Brigjen Prabowo Subianto memanggil dua personel yang ada di Helikopter. Pertama, Kapten Teguh Arief diperintahkan untuk tidak ikut pada heli tersebut dan diminta standby sebagai perwira lapangan, lalu Lettu Rudy Parengkuan diperintahkan untuk ikut di helikopter kedua bersama Danjen Kopasus dan pasukan pemukul,” bebernya.
"Setelah dua helikopter lepas landas, beberapa saat kemudian helikopter pertama jatuh, seluruh penumpang dan pilot tewas,"sambung Rizky