Saat polisi menginterogasi Lim, dia mengaku membuang botol kaca dari flatnya.
Dia mengatakan dia membuangnya karena dia mengalami kesulitan fisik dalam menggunakan satu tangan untuk membuka tempat sampah di bawah bak cuci di rumahnya sekaligus membuang botol-botol itu.
Dia juga mengatakan dia tidak berpikir untuk membawa botol-botol itu ke bawah untuk dibuang.
Jaksa mencari empat sampai enam bulan penjara untuk Lim, yang tidak terwakili.
Dia mengatakan semua 13 botol pecah karena benturan dan bisa melukai orang lain. Petugas kebersihan di daerah itu juga merasa tidak nyaman, karena mereka harus membersihkan puing-puing kaca.
Dia menambahkan masalah sampah pembunuh yang dibuang dari jendela datar harus segera diatasi, karena mayoritas penduduk Singapura tinggal di flat dan apartemen bertingkat tinggi.
Namun, jaksa mengatakan tidak ada bukti niat buruk atau niat jahat, dan mengatakan Lim hanya ingin membuang botol-botol itu.
Saat penyelidikan, Lim mengatakan melalui seorang penerjemah bahwa dia menderita kondisi medis yang disebut infantile paralysis, atau polio.
Kondisi itu mempengaruhi kedua tangan dan kakinya. “Saya bisa melempar benda ringan dengan satu tangan. Saya hanya punya tangan kiri yang kuat untuk membuka penutup tempat sampah,” ujarnya.