JAKARTA - Pada malam hari tanggal 30 Januari 1948, Nathuram Vinayak Godse, menembak mati Mohandas Karamchand Gandhi dari jarak dekat, ketika pemimpin paling dihormati di India itu menghadiri pertemuan doa di Delhi.
Dilansir dari BBC, Selasa (13/12/2022), penembak berusia 38 itu merupakan anggota fanatik dari partai sayap kanan, Hindu Mahasabha.
Partai ini menuduh Gandhi mengkhianati para pemeluk Hindu karena dianggap terlalu pro-Muslim dan bersikap lunak terhadap Pakistan.
BACA JUGA:KPK Setor Rp1,9 Miliar ke Negara Hasil Lelang Rampasan Kasus Korupsi
Mereka juga menyalahkan Gandhi atas pertumpahan darah yang menandai pemisahan India dan Pakistan usai merdeka dari Inggris pada 1947.
Setahun setelah pembunuhan itu terjadi, pengadilan menjatuhkan hukuman mati kepada Godse. Dia dieksekusi pada November 1949, setelah pengadilan tinggi memperkuat putusan tersebut.
Kaki tangan Godse yang bernama Narayan Apte juga dijatuhi hukuman mati, sedangkan enam orang lainnya dihukum penjara seumur hidup.
Sebelum bergabung dengan Partai Hindu Mahasabha, Godse merupakan anggota Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) atau Organisasi Sukarelawan Nasional.
RSS merupakan akar ideologis dari Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di India saat ini.
Perdana Menteri Narendra Modi juga merupakan anggota lama dari kelompok nasionalisme Hindu yang berusia 95 tahun itu. RSS sangat berpengaruh di dalam maupun di luar pemerintahan Modi.
Selama beberapa dekade, RSS menggambarkan Godse sebagai seorang paria, kasta paling rendah di India, yang telah membunuh "Bapak Bangsa", sebagaimana orang India suka menyebut Gandhi.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, satu sayap kanan Hindu mengagungkan Godse dan merayakan pembunuhan Gandhi secara terbuka.