CHINA – Gelombang infeksi virus Covid-19 yang kian melonjak di China telah membuat banyak hal berubah. Salah satunya adalah fenomena penyedia layanan pemakaman. Sektor ini disebut-sebut menjadi incaran dan paling banyak dicari para warga China.
Analis dari Citi Group dalam laporan penelitian baru-baru ini mengatakan ada "permintaan terpendam yang kuat untuk layanan pemakaman" pada 2023. Pengamat ini menambahkan bahwa mereka telah memperhatikan peningkatan minat investor di sektor ini.
Mereka menyebutkan adanya ratusan ribu jenazah yang dikremasi, yang disimpan sementara di fasilitas pemerintah menunggu pemakaman. Mereka mengatakan penguncian di sebagian besar negara telah menghentikan layanan pemakaman. Sehingga banyak warga yang berharap jasa pemakaman bisa dilakukan ada 2023 mendatang.
BACA JUGA: RS Kewalahan Akibat Lonjakan Gelombang Infeksi, China Didesak Tambah Unit ICU dan Buka Klinik Demam
Dikutip CNN, peningkatan permintaan ini bisa dilihat dari melonjaknya saham perusahaan layanan pemakaman terbesar di China. Saham Fu Shou Yuan International yang diperdagangkan di Hong Kong telah melonjak lebih dari 50% sejak bulan lalu.
Ini jelas menjadi parameter tersendiri betapa sektor pemakaman menjadi favorit banyak warga China. Hal ini tak lepas dari masalah infeksi Covid-19 yang dilaporkan kembali meningkat di China.
Seperti diketahui, China telah memberlakukan kebijakan ketat Zero Covid untuk memberantas virus itu. Pemerintah melakukan penguncian atau lockdown besar-besaran. Tak hanya itu, pemerintah juga meminta melakukan uji Covid sevara massif di berbagai tempat dan wilayah.
Namun kebijakan ini menuai banyak kritikan. Protes pun pecah di berbagai wilayah China menuntut pemerintah membatalkan kebijakan ketat itu. Setelah protes berakhir rusuh dan banyak pengunjuk rasa mendesak Presiden China Xi Jinping mundur, pemerintah akhirnya melonggarkan kebijakan Covid-nya.
Ternyata masalah tidak selesai sampai di sini. Saat ini warga China dilaporkan mengalai panic buying dengan
China menghadapi masalah ‘panic buying’ karena banyak warganya melakukan penimbunan setelah pemerintah melonggarkan kebijakan Covid-19 yang paling parah minggu lalu.
Orang-orang bergegas membeli ibuprofen, obat flu, dan alat uji Covid di tengah laporan kekurangan.
Produk untuk pengobatan rumahan sekarang sebagian besar tidak tersedia secara online, termasuk lemon dan buah persik kalengan yang kaya vitamin C, dan air elektrolisis.
Dikitip BBC, penimbunan telah menjadi masalah global yang umum. Di China, seperti di tempat lain di dunia, sudah umum melihat orang-orang berbagi foto toko bahan makanan kosong secara online di kota-kota besar menjelang perintah "tetap di rumah" yang ketat diberlakukan.
(Susi Susanti)