Dianggap Terus Berdampak Negatif, PM Belanda Minta Maaf Atas Perdagangan Budak saat Masa Kolonial

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 20 Desember 2022 09:42 WIB
PM Belanda Mark Rutte (Foto: AP)
Share :

DEN HAAG - Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte pada Senin (19/12/2022) meminta maaf atas perbudakan di masa lalu yang dilakukan Belanda, yang menurutnya terus memiliki dampak negatif.

Komentar Rutte adalah bagian dari pengakuan pemerintah Belanda yang lebih luas atas masa lalu kolonial negara itu, dan tanggapan resmi atas laporan berjudul “Rantai Masa Lalu” oleh Grup Dialog Sejarah Perbudakan, yang diterbitkan pada Juli 2021.

“Selama berabad-abad di bawah otoritas negara Belanda, martabat manusia dilanggar dengan cara yang paling mengerikan,” kata Rutte saat berpidato di Arsip Nasional negara itu di Den Haag, dikutip CNN.

BACA JUGA: Belanda Bercermin Atas Kekejian Kolonialisme yang Dilakukannya di Masa Lalu Lewat Lukisan dan Artefak

“Dan pemerintah Belanda berturut-turut setelah tahun 1863 gagal untuk melihat dan mengakui secara memadai bahwa perbudakan kita di masa lalu terus memiliki efek negatif dan masih demikian. Untuk itu saya menyampaikan permintaan maaf kepada pemerintah Belanda,” lanjutnya.

BACA JUGA: Kisah Perempuan yang Diperbudak Sebagai 'Istri Kelima', Dituntut Mantan Majikan dan Dipenjara saat Hamil

Rutte juga berbicara singkat dalam bahasa Inggris pada Senin (19/12/2022) dengan "Hari ini, saya minta maaf."

“Selama berabad-abad, negara Belanda dan perwakilannya memfasilitasi, menarik, memelihara, dan mengambil keuntungan dari perbudakan. Selama berabad-abad, atas nama Negara Belanda, manusia dijadikan komoditas, dieksploitasi, dan dilecehkan,” ungkapnya.

Dia mengatakan bahwa perbudakan harus dikutuk sebagai “kejahatan terhadap kemanusiaan.”

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya