FBI Peringatkan Ledakan Kasus 'Sextortion', Remaja dan Anak Laki-Laki Jadi Target Sasaran

Susi Susanti, Jurnalis
Kamis 22 Desember 2022 08:05 WIB
Ilustrasi 'sextortion' (Foto: RNJ News)
Share :

NEW YORK – Kasus ‘sextortion’ yakni penipuan dengan cara mengirimkan foto eksplisit atau porno secara online terus melonjak. Biro Investigasi Federal (FBI) memperingatkan angka kejahatan yang menargetkan remaja dan anak laki-laki ini harus diwaspadai bersama.

FBI mengatakan ada lebih dari 7.000 laporan sextortion pada 2022. FBI mencatat ada peningkatan tajam dalam skema pemerasan yang dikaitkan dengan setidaknya selusin kasus bunuh diri di AS pada tahun ini.

"Ini adalah tingkat pelecehan yang belum pernah kita lihat baru-baru ini," terang seorang pejabat senior memperingatkan, dikutip BBC.

BACA JUGA: Mengaku Jadi Nabi, FBI: Pemimpin Sekte Poligami Miliki 20 Istri, Beberapa di Antaranya Berusia Dibawah 18 Tahun

Sextortion biasanya terdiri dari seseorang yang menyamar sebagai wanita di media sosial dan memikat orang untuk mengirimkan gambar eksplisit diri mereka sendiri. Scammer kemudian mengancam untuk mempublikasikan gambar kecuali korban mengirimkan uang.

 BACA JUGA: Ini Gejala Sifilis yang Ditakuti Para Bintang Porno!

Anak-anak menjadi sasaran di rumah mereka menggunakan perangkat game dan aplikasi lain. Selain itu, penipu sering memotivasi korban untuk pindah ke platform perpesanan sekunder setelah melakukan kontak awal.

Anak laki-laki berusia antara 14 dan 17 tahun umumnya menjadi sasaran. Namun baru-baru ini, FBI juga telah mewawancarai anak-anak berusia 10 tahun.

Dalam rilis berita pada Senin (19/12/2022), FBI mengatakan banyak skema kejahatan berasal dari luar AS di negara-negara Afrika Barat seperti Nigeria dan Pantai Gading.

FBI memperingatkan orang tua untuk waspada selama masa liburan dan membuat anak-anak mereka sadar akan skema tersebut.

"FBI telah melihat peningkatan yang mengerikan dalam laporan skema sextortion keuangan yang menargetkan anak laki-laki di bawah umur - dan faktanya banyak korban yang takut untuk melapor bahkan tidak termasuk dalam angka tersebut," kata Direktur FBI Christopher Wray.

"Korban mungkin merasa tidak ada jalan keluar - terserah kita semua untuk meyakinkan mereka bahwa mereka tidak dalam masalah, masih ada harapan, dan mereka tidak sendiri," tambahnya.

Kejahatan tersebut diperkirakan telah mengumpulkan total jutaan dolar. Penipuan individu ini juga telah menyebabkan korban mengirimkan uang dalam jumlah ribuan.

"Ini adalah krisis yang berkembang dan kami telah melihat sextortion benar-benar menghancurkan anak-anak dan keluarga," kata Michelle DeLaune, CEO National Center for Missing and Exploited Children.

"Pertahanan terbaik melawan kejahatan ini adalah berbicara dengan anak-anak Anda tentang apa yang harus dilakukan jika mereka menjadi sasaran online," lanjutnya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya