RUSIA – Kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke Amerika Serikat (AS) terus membuat marah pihak Rusia. Tak hanya itu, Rusia juga mengecam keras keputusan AS untuk mengirim sistem pertahanan udara Patriot ke Ukraina.
Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov mengatakan kepada media pemerintah Rusia bahwa Moskow berusaha menarik akal sehat di semua tingkatan terkait kunjungan Zelensky ini.
Dikutip BBC, dia menegaskan pembicaraan tentang pengiriman sistem rudal Patriot ke Kyiv sangat mengganggu. Dia menilai kunjungan Zelensky sebagai tindakan provokatif yang akan mengarah pada eskalasi dengan konsekuensi yang parah.
BACA JUGA: Rusia: Kunjungan Zelensky ke Washington Tunjukkan Ukraina Maupun AS Tidak Ingin Perdamaian
Seperti diketahui, rudal Patriot adalah senjata canggih yang efektif dan mahal. Gedung Putih mengatakan mereka akan membantu membela Ukraina melawan serangan biadab Rusia terhadap infrastruktur penting Ukraina.
BACA JUGA: 'Perang Imej' Antara Putin vs Zelensky, Siapa yang Menang?
Juru bicara Dmitry Peskov menggambarkan ini sebagai bukti bahwa AS melakukan perang proksi dengan Rusia. Peskov menambahkan bahwa pengiriman rudal Patriot tidak akan mencegah Rusia mencapai tujuannya selama operasi militer khusus.
Menandai perjalanan luar negeri pertamanya sejak dimulainya invasi, Zelensky mengatakan kepada Kongres bahwa negaranya "hidup dan kuat" dan tidak akan pernah menyerah kepada Moskow.
Selain paket USD1,85 miliar (Rp29 triliun) yang telah diumumkan, USD45 miliar (Rp701 triliun) bantuan darurat AS lainnya saat ini sedang diajukan ke Senat.
Zelensky berharap dana tambahan ini akan disetujui untuk membantu mempertahankan nilai-nilai dan kemandirian mereka.
Sebagai sekutu terpenting Ukraina, AS telah memberikan USD50 miliar (Rp778 triliun) bantuan kemanusiaan, keuangan, dan keamanan, jauh lebih banyak daripada negara lain mana pun.
Dalam perjalanan pulang dari Washington, Zelensky berhenti di Polandia dan bertemu dengan Presiden Polandia Andrzej Duda, salah satu sekutu terkuatnya.
Keduanya membahas kunjungan AS serta rencana strategis untuk masa depan.
(Susi Susanti)