MEMENTO PARK, sebuah taman yang berisikan 'kuburan' bagi patung-patung komunis yang diruntuhkan selama transisi Hongaria menuju Negara demokrasi.
Di dalam museum terbuka yang unik ini, monumen raksasa tentara Tentara Merah berdiri di samping patung Lenin, sementara relief heroik para pekerja Hungaria mengambil tempat di dekat patung mantan pemimpin-pemimpin komunis.
Di masa ketika patung-patung di banyak negara digulingkan karena tujuan dan maknanya, situs di Budapest ini menawarkan model potensial untuk membahas monumen bersejarah, dan tak sekadar menggulingkannya.
Pada 1989, Republik Rakyat Hungaria dibubarkan secara damai demi menuju demokrasi dan, setelah 50 tahun pemerintahan komunis, patung-patung yang memperingati para pemimpin dan ideologi komunis mulai dijatuhkan.
BACA JUGA:Salah Ramal Cuaca, Kepala Badan Prakiraan Cuaca Hungaria Dipecat
Di Budapest, perdebatan sengit mengemuka tentang apakah patung-patung yang digulingkan itu harus dihancurkan dan dilupakan, atau dilestarikan sebagai peringatan akan bahaya kediktatoran.
Pemerintah baru Hungaria memutuskan untuk memindahkan patung-patung itu ke arena olahraga tua di pinggiran Budapest, di mana mereka menugaskan arsitek Ákos Eleőd untuk membuat museum terbuka, yang dibuka pada 1993.
"Taman ini tentang kediktatoran," kata Eleőd seperti dikutip di situs Memento Park.
"Dan pada saat yang sama, saat kita dapat menjelaskannya, membicarakannya, dan membangunnya, taman ini adalah tentang demokrasi."
Judit Holp, pemandu wisata di Memento Park selama lebih dari satu dekade, dengan cepat menghilangkan rasa idealisasi komunis ketika dia memulai tur.
“Kita berdiri di Witness Square," kata Holp, setelah rombongan tur kami berkumpul di bawah bayangan patung Lenin.
BACA JUGA:9 Oleh-Oleh Khas Hungaria Paling Populer, Telur Paskah hingga Porselen Cantik
"Alun-alun di luar Taman Memento ini mewakili setiap orang yang pernah hidup di bawah kediktatoran, baik dari politik sayap kiri atau politik sayap kanan. Mereka berbagi keheningan di Witness Square ini, karena kiri dan kanan selalu bertemu di ekstrem yang sama," kata Holp.