Kisah Bandar Narkoba di Meksiko, Biayai Perempuan Bedah Plastik Ditukar dengan Seks

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Jum'at 30 Desember 2022 06:22 WIB
Operasi plastik. (Ilustrasi/Freepik)
Share :

Istri bandar narkotik

Emma Coronel Aispuro adalah istri Joaquín 'El Chapo' Guzman. Suaminya adalah mantan kepala kartel Sinaloa yang terkenal.

Dalam proses persidangan di Washington DC, Amerika Serikat, Emma mengaku bersalah atas konspirasi mendistribusikan narkotik dan berbagai tuduhan lainnya.

Emma dikabarkan pertama kali bertemu Guzman saat masih remaja, di sebuah kontes kecantikan di Durango, Meksiko, pada 2007. Pada pertemuan itu, Emma setuju untuk menikah dengan Guzman.

Menurut Pedro, ada sesuatu yang lebih mendasar ketimbang keharusan dalam urusan jual-beli narkotik.

"Laki-laki dimotivasi oleh nafsu terhadap bokong dan payudara besar. Lebih dari apa pun, dasarnya adalah itu nafsu," ujarnya.

Pedro telah membayar biaya operasi plastik untuk dua perempuan.

"Mungkin orang yang Anda kenal memberitahu Anda, 'Teman saya ingin payudaranya dioperasi atau pantat dan hidungnya diperbaiki. Dia mencari sponsor.'

"Dan jika laki-laki itu tertarik pada perempuan tersebut, dia akan menjadi sponsor atau ayah baptisnya," kata Pedro.

Sebuah kesepakatan pun dilakukan.

"Jadi seorang perempuan mungkin berkata, 'Oke, tubuh saya milik Anda selama enam bulan jika Anda membayarkan biaya operasi saya'," kata Pedro.

Dan kontrak informal ini mungkin tidak hanya untuk berlaku operasi.

"Seringkali jika seorang perempuan bukan dari keluarga kaya, mereka mencari pacar yang bisa mendukung keinginan mereka," ucap Pedro.

"Jadi perjanjian itu mungkin untuk hal-hal seperti pembelian mobil, rumah, barang mewah atau memberi sejumlah uang."

Di Sinaloa, daerah dengan kemiskinan akut dan ancaman kematian yang besar akibat begitu banyak kelompok bersenjata, seorang 'ayah baptis' tidak hanya dapat memberikan kenyamanan untuk perempuan, tapi juga perlindungan.

Inilah yang dicari Carmen (sekali lagi, bukan nama sebenarnya) ketika dia membuat perjanjian dengan bandar narkotik.

Carmen tinggal di Culiacan, kota terbesar di Sinaloa. Dia berasal berasal dari desa miskin yang kerap dilanda kematian anak akibat kelaparan.

"Saya menginginkan kehidupan yang tidak bisa diberikan keluarga saya karena kemiskinan," kata Carmen.

"Jadi ketika saya berusia 16 tahun, saya memberi tahu ibu saya bahwa saya akan hidup sendiri. Saya ingat nenek saya berkata, 'Tapi kamu masih anak-anak, apa yang akan kamu lakukan?' Dan saya berkata, 'Saya punya tangan dan kaki, dan saya cerdas. Saya bisa bekerja'," ujarnya.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya