Sejak saat itu, Raja Abdullah II menjadi tokoh penting dalam mempertahankan Yordania sebagai wilayah ditengah konflik Timur Tengah. Terlepas dari sumber daya Yordania yang langka, Raja telah membuka pintu Yordania bagi jutaan pengungsi dan orang-orang terlantar yang membutuhkan bantuan.
Sebagai generasi ke-41 keturunan langsung Nabi Muhammad SAW, Raja Abdullah II telah memimpin dalam memajukan kerukunan dan perdamaian baik di dalam Islam maupun di antara agama-agama besar dunia. Pada tahun 2004, dia meluncurkan “Pesan Amman”, prakarsa besar pertama oleh seorang pemimpin Muslim untuk menegaskan bahwa terorisme dan kekerasan tidak memiliki tempat dalam Islam.
Selama memimpin, Raja Abdullah II juga mengawasi peningkatan dan modernisasi angkatan bersenjata Yordania. Tindakan ini berguna untuk menghadapi berbagai ancaman keamanan terutama pemberontakan di Irak dan Perang Saudara Suriah.
Meski demikian, segalanya tak berjalan mulus saat Raja Abdullah II memimpin. Di dalam negeri, ia menghadapi kritik dan demo karena angka pengangguran yang tinggi serta biaya hidup meningkat.
Masalah lain adalah gelombang pengungsi imbas perang Saudara Suriah. Sejauh ini, total jumlah pengungsi Suriah di Yordania mencapai 1,5 juta jiwa
(Susi Susanti)