“Kunjungan ini berpotensi memperburuk ketegangan dan memprovokasi kekerasan,” kata Price tentang kunjungan yang dikutuk secara luas oleh negara-negara Islam.
5. Raja Yordania Nyatakan Siap Konflik dengan Israel
Raja Yordania Abdullah II mengatakan, negaranya cukup siap jika pemerintah baru Israel menginginkan konflik. Hal itu disampaikan Raja Abdullah II sebagai peringatan bagi Israel jika mencoba mengubah status Masjid Al Aqsa di Yerusalem.
"Jika orang-orang (pemerintah Israel) ingin terlibat konflik dengan kami, kami cukup siap," kata Raja Abdullah II dalam wawancara eksklusif dengan CNN awal Desember lalu.
"Saya selalu percaya bahwa, mari kita lihat gelasnya setengah penuh, tetapi kita memiliki garis merah tertentu… Dan jika (Israel) ingin mendorong garis merah itu, maka kita akan menghadapinya,"
Raja Abdullah II merujuk potensi perubahan Israel pada status situs suci umat Muslim dan Kristen di kota Yerusalem yang diduduki. Yordania berperan sebagai penjaga tempat-tempat suci di Yerusalem Timur yang diduduki.
"Kita harus memperhatikan intifada berikutnya," kata sang raja sebagaimana dilansir Middle East Monitor.