YERUSALEM - Israel dan Otoritas Palestina (PA) telah sepakat untuk mencairkan USD500 juta dari pendapatan pajak Palestina untuk membayar listrik dan bahan bakar yang dipasok oleh Israel. Hal ini setelah berbulan-bulan negosiasi yang dimediasi Amerika Serikat (AS).
Menurut laporan Times of Israel, dikutip pada Selasa (14/1/2025), pada kesepakatan tersebut membahas dana pajak yang dikumpulkan Israel atas nama PA, yang telah ditahan sejak Oktober 2023.
Israel membenarkan pembekuan tersebut dengan mengklaim dana yang digunakan untuk layanan Gaza dapat menguntungkan Hamas.
Sebagai tanggapan, PA menolak untuk menerima transfer pendapatan pajak apa pun. Hal ini memperdalam krisis keuangannya dan membahayakan kemampuannya untuk membayar gaji penuh pekerja pemerintah selama berbulan-bulan.
Menteri Keuangan Israel sayap kanan, Bezalel Smotrich, kemarin mengumumkan Israel akan mengalihkan pendapatan pajak yang ditahan untuk menutupi utang 2 miliar shekel (USD544 juta) yang dimiliki PA kepada Perusahaan Listrik Israel (IEC) yang dikelola negara.
“Utang PA kepada IEC mengakibatkan tingginya pinjaman dan suku bunga, serta kerusakan pada kredit IEC, yang pada akhirnya dialihkan kepada warga Israel,” klaim Smotrich, sebagaimana dilansir Middle East Monitor.
Kementerian Keuangan Palestina mengatakan telah setuju untuk mengizinkan Norwegia mencairkan sebagian dana dari rekening yang menampung 1,5 miliar shekel sejak Januari.