JAKARTA - Militer Israel terus melancarkan serangan udara ke Suriah menyusul lengsernya Presiden Bashar Al- Assad. Militer Israel mengklaim serangan itu menghancurkan hingga 80 persen kemampuan militer strategis bekas rezim Assad.
Pasukan Israel dalam beberapa hari terakhir telah bergerak ke zona demiliterisasi di dalam Suriah, termasuk sisi Suriah dari Gunung Hermon yang strategis menghadap ke Damaskus. Pasukan Israel mengambil alih pos militer Suriah yang ditinggalkan.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Selasa (10/12/2024) mengatakan, ia memerintahkan pasukan Israel untuk menciptakan "zona pertahanan steril" di Suriah selatan yang akan diberlakukan tanpa kehadiran Israel secara permanen.
Katz tidak menjelaskan lebih lanjut tetapi mengatakan zona itu akan "mencegah pembentukan dan pengorganisasian teror di Suriah".
Ia juga mengonfirmasi, militer telah menyerang beberapa kapal angkatan laut Suriah dalam serangan semalam.
"[Militer Israel] telah beroperasi di Suriah dalam beberapa hari terakhir untuk menyerang dan menghancurkan kemampuan strategis yang mengancam Negara Israel. Angkatan laut beroperasi tadi malam untuk menghancurkan armada Suriah dengan sangat sukses,” kata Katz saat berkunjung ke pangkalan angkatan laut di kota Haifa di utara, melansir Al Jazeera, Rabu (11/12/2024).
Israel telah melakukan ratusan serangan udara yang menargetkan lokasi militer utama di Suriah dalam beberapa hari terakhir di tengah kekosongan keamanan setelah pasukan oposisi menggulingkan al-Assad.
Di dalam dan sekitar ibu kota, Damaskus, serangan telah menargetkan instalasi militer, pusat penelitian, dan administrasi peperangan elektronik.
Pemantau Perang, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), mengatakan Israel telah menghancurkan lokasi militer terpenting di Suriah. "Termasuk bandara Suriah dan gudang-gudangnya, skuadron pesawat, radar, stasiun sinyal militer, dan banyak depot senjata dan amunisi di berbagai lokasi di sebagian besar provinsi Suriah”.