Seperti diketahui, Al-Shabab telah kehilangan kekuatan dalam beberapa bulan terakhir setelah Presiden Hassan Sheikh Mohamud berjanji "perang total" melawan militan Islam pada Agustus lalu, menyusul serangan di sebuah hotel populer di Mogadishu, yang menewaskan lebih dari 20 orang.
Dua bulan kemudian, dua ledakan bom mobil di dekat persimpangan sibuk di Mogadishu menewaskan sedikitnya 100 orang. Al-Shabab juga mengatakan berada di balik serangan itu.
Presiden Mohamud kemudian memobilisasi tentara Somalia dan milisi klan yang didukung pemerintah dalam upaya merebut desa dan kota dari al-Shabab, yang menguasai sebagian besar wilayah negara itu.
Meskipun kehilangan wilayah, al-Shabab terus melakukan serangan di Somalia tengah dan selatan.
Baik pasukan Uni Afrika dan dana Amerika Serikat (AS) telah dialokasikan untuk membantu Somalia dalam perjuangannya melawan al-Shabab.
(Susi Susanti)