Secara klinis, ibu hamil yang mengalami eklamsia merasakan serangan sakit kepala hebat. Biasanya disusul gejala mata kabur, mual atau muntah, nyeri pada rusuk, sesak nafas, trombosit turun hingga wajah, tangan dan kaki bengkak.
Eklamsia tidak hanya membahayakan nyawa si ibu, tapi juga janin yang dikandung. Menurut Etti, selain keracunan, penyebab lain dari kasus kematian 17 ibu hamil di Kabupaten Blitar adalah pendarahan dan infeksi. “Kemudian ada yang disebabkan terinfeksi Covid-19,” ungkapnya.
BACA JUGA:Dicabuli Ayah Tiri dan Pacar, Gadis 16 Tahun Hamil 5 Bulan
Kendati demikian, dibanding tahun 2021 angka kasus kematian ibu hamil di tahun 2022 relatif lebih rendah. Pada tahun 2021 telah terjadi 69 kasus kematian ibu hamil, dengan 56 di antaranya disebabkan Covid-19.
Untuk mengantisipasi kasus kematian kembali terjadi, Etti menghimbau kepada para ibu hamil untuk secara berkala memeriksakan kandungannya, termasuk melakukan vaksinasi Covid-19.
(Awaludin)