AFRIKA - Mariam Nabatanzi dinobatkan sebagai wanita tersubur yang telah melahirkan 44 anak hingga usianya saat ini memasuki usia ke 40 tahun.
Wanita asal Afrika tersebut memiliki bayi kembar pertamanya ketika ia masih berusia 13 tahun, setelah satu tahun pernikahannya dengan sang suami yang berusia 40 tahun.
Di usianya yang ke 36 tahun, Mariam telah melahirkan 42 bayi lainnya, yang terpaksa harus ia besarkan sendiri setelah suaminya pergi selama-lamanya.
BACA JUGA: Heboh! Pria China Minta Anak ke Mantan Istri Sebab Istri Baru Tidak Bisa Melahirkan
Melansir laman Mirror, Mariam baru mengetahui dirinya menderita kondisi genetik langka yaitu memiliki indung telur yang luar biasa besar. Itu artinya, ia harus terus melahirkan berulang kali.
BACA JUGA: Dulu Sempat Viral karena Melahirkan 8 Bayi Sekaligus, Begini Kisahnya Sekarang
Ketika berusia 23 tahun, Mariam sempat meminta pertolongan dokter untuk membantunya mengatasi masalah kehamilan yang ia alami selama ini. Namun, dokter tersebut justru menyarankan Mariam untuk terus mengandung sebab indung telur besar yang dimilikinya.
Seorang dokter bahkan memperingatkan Mariam untuk tidak mengkonsumsi pil KB. Karena pil KB dapat menyebabkan masalah pada kesehatannya.
Maka, setelah melahirkan anak kembarnya pertamanya, Mariam terus melahirkan hingga di usianya yang ke 40 Mariam telah memiliki 44 anak.
Para ibu di Ungga, Afrika, rata-rata melahirkan lima sampai enam anak. Dengan angka kelahiran yang tinggi Afrika, Mariam menduduki peringkat pertama sebagai Ibu dengan 44 anak.
Mariam memiliki tiga pasang kembar empat, empat pasang kembar tiga, dan enam pasang kembar dua. Dengan luar biasa, Mariam berhasil merawat dan memberi makan semua anaknya seorang diri.
Saat ini, dia dan semua anaknya tidak mempunyai pilihan lain selain hidup pas-pasan di empat rumah kecil di sekitar ladang kopi. Rumah tersebut terbuat dari batu bata semen dan beratapkan seng.
"Saya tumbuh dengan air mata. Saya dan suami telah melalui banyak penderitaan. Seluruh waktu saya dihabiskan untuk merawat anak-anak saya dan bekerja untuk mendapatkan uang,” ungkap Mariam.
Kehamilah terakhir Maria berakhir memilukan ketika ia melahirkan anak kembar keenamnya. Salah satu bayinya meninggal sesaat setelah lahir. Suaminya juga pergi meninggalkan Mariam.
Tetapi setelah tragedi melahirkan itu, Mariam akhirnya mendapat bantuan medis untuk menghentikannya memiliki lebih banyak anak lagi.
"Kasusnya adalah predisposisi genetik untuk hiper-ovulasi, yang melepaskan banyak telur dalam satu siklus. Secara signifikan, kondisi tersebut akan meningkatkan kemungkinan memiliki kelipatan; selalu bersifat genetik,” jelas Dr. Charles Kiggundu, seorang ginekolog di Rumah Sakit Mulago di Kampala, Uganda, terhadap kondisi reproduksi yang dialami Mariam.
Mariam membenarkan bahwa dokter telah mengambil tindakan untuk menghilangkan risiko dia hamil lagi. Dia juga menjelaskan kembali apa yang disampaikan oleh dokter tersebut dalam menangani kasusnya.
Dr. Charles telah melakukan pemotongan rahim Mariam sehingga ia dapat leluasa melakukan aktifitas di luar rumah untuk menafkahi seluruh anaknya.
Mariam bahkan memiliki tiga pekerjaan, baik sebagai penata rambut, dekorator acara dan mengumpulkan dan menjual besi tua. Selain itu dia juga menyeduh gin lokalnya sediri untuk dijual hingga membuat jamu.
Sebagian hasil gaji yang didapat ia gunakan untuk keperluan makan, perawatan medis, pakaian, dan biaya sekolah.
Di dinding rumahnya, Mariam menggantung sebuah foto berisikan foto-foto anak sulungnya saat kelulusan sekolah.
Tekad kuat yang dimilikinya akan menjadi awal kehidupan terbaik untuk ke 44 anaknya.
(Susi Susanti)