"Perang kalah, ekonomi hancur, dan pihak berwenang perlu menunjukkan kepada rakyat alasan untuk mempertaruhkan hidup mereka," kata Piotr.
"Dan ide terbaik yang mereka punya ialah menemukan kambing hitam baru - orang-orang LGBT."
Ini bukan undang-undang pertama yang memberlakukan pembatasan pada komunitas queer Rusia.
Sepuluh tahun yang lalu, parlemen mengesahkan sebuah UU yang melarang hal yang disebut "propaganda gay" kepada anak-anak.
Kelompok-kelompok HAM mengatakan hal itu kemudian diikuti oleh peningkatan kekerasan homofobik di Rusia.
Olga Baranova, dari Moscow Community Centre for LGBT+ Initiatives, mengatakan kepada BBC bahwa undang-undang baru itu akan semakin menstigmatisasi orang LGBT.
"Kami akan sepenuhnya pergi di bawah tanah, akan ada pernikahan fiktif, keluarga fiktif. Orang-orang yang mampu akan meninggalkan negara.
"Mereka yang tidak bisa pergi akan pergi ke bawah tanah dan mencari pasangan entah bagaimana caranya - menggunakan saluran tertutup."
Sekarang kekhawatiran di antara komunitas LGBT adalah bagaimana, kapan, dan terhadap siapa hukum akan diterapkan.
Undang-undang Rusia terkenal ambigu, memberi pihak berwenang instrumen tumpul yang dapat diterapkan secara sewenang-wenang.
Tetapi ketakutan yang dihasilkan oleh undang-undang tersebut sudah berbuntut pada penyensoran: bioskop online telah menghapus film dan serial TV bertema LGBT dan mengedit adegan gay.