"Untuk dapat membawa mereka keluar dari daerah yang dilanda perang ini, itu membuatnya lebih berharga daripada apa pun yang dapat saya bayangkan," katanya.
"Kemarin saya memiliki drone dalam jarak sekitar 10 meter dari wajah saya yang merupakan salah satu waktu paling menakutkan saya di sini ... pengeboman umum di atas kepala Anda tidak punya waktu atau upaya untuk dapat menyentak semua orang karena Anda akan menghabiskan setengahnya saat Anda duduk di lantai,” ungkapnya.
Pada 3 Januari lalu, tiga hari sebelum para relawan menghilang, Parry mengatakan kepada seorang jurnalis lepas bahwa dia telah menjadi relawan sebagai pengemudi evakuasi.
"Saya menerima permintaan dari anggota keluarga yang meminta kami untuk pergi dan menjemput kerabat mereka. Banyak relawan yang tidak mau pergi lagi, tapi ada orang yang ingin keluar, jadi saya bersedia pergi,” ujarnya.
(Susi Susanti)