Ketimpangan Ekonomi Jadi Problem Semua Peradaban, dari Mesir, Pompeii hingga Aztec

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Jum'at 27 Januari 2023 07:15 WIB
Ilustrasi/ Doc: BBC
Share :

JAKARTA - Ketimpangan ekonomi melanda sejumlah peradaban kuno. Perubahan dalam sistem pertanian diyakini penyebab pertama ketimpangan pada masa modern.

Dilansir dari BBC, Kamis (26/1/2023), tanggal 26 November 1922 menandai penemuan yang dianggap paling terkenal dalam sejarah arkeologi.

Pada hari itu, ahli Mesir Kuno dari Inggris, Howard Carter, membuat lubang kecil untuk memasukkan lilin ke dalam pintu tertutup ruang pemakaman Tutankhamun dan dengan demikian menerangi interiornya.

 BACA JUGA:Pj Gubernur DKI Ungkap Penyebab Pembangunan Sodetan Kali Ciliwung Sempat Mangkrak 6 Tahun

Saat matanya perlahan beradaptasi dengan kegelapan, dia bisa melihat sebuah ruangan yang sebelumnya tidak pernah dijamah selama lebih dari 3.000 tahun.

Tutankhamun hanyalah seorang firaun yang tidak dikenal selama masa hidupnya, dan ada bukti bahwa dia dikubur dengan tergesa-gesa. Peti mati kedua dari tiga peti mati yang ada di sana tampaknya awalnya milik orang lain.

Namun peti mati yang terletak di bagian dalam, di mana muminya ditemukan, terbuat dari emas murni, dengan berat hampir 113 kilogram.

 BACA JUGA:Selain Divonis Bebas, Barang Bukti Puluhan Mobil Mewah Milik Bos KSP Indosurya Juga Dikembalikan

Orang hampir tidak dapat membayangkan betapa mengesankan penguburan para pemimpin yang lebih terkenal seperti Khufu, Thutmose III, atau Ramses II. Sayangnya, semua makam mereka telah dijarah di zaman kuno.

Bertentangan dengan gagasan populer yang sering muncul di film-film, sebagian besar arkeolog berpendapat bahwa pencarian harta karun bukanlah tujuan utama penelitian mereka.

Mereka ingin memahami kehidupan sehari-hari dalam peradaban masa lalu.

Namun, kedua sisi ekstrem—kekayaan raja yang luar biasa dan keberadaan rakyat jelata yang hidup dengan susah payah—menimbulkan diskusi penting: seperti apa evolusi ketidaksetaraan dalam masyarakat kuno.

Salah satu caranya, meneliti nilai barang-barang yang disimpan di dalam makam. Namun keberadaan benda-benda mewah di dalam makam belum tentu menjadi bukti kesenjangan sosial. Kerap kali strata sosial tak bisa diukur dengan benda mewah semata, tapi juga melalui prestise dan kekuasaan.

Mengukur kesenjangan di masa lalu

Sejumlah arkeolog telah mencoba menerapkan sejumlah prinsip ekonomi untuk meneliti perbedaan sosial di situs kuno tertentu dan membandingkan datanya dengan tempat-tempat berbeda.

Sebuah studi yang dipimpin oleh Samuel Bowles dari Santa Fe Institute dan diterbitkan di jurnal Nature pada 2017 mencoba menjawab pertanyaan ini dengan menerapkan koefisien Gini di sejumlah besar situs arkeologi, baik di Dunia Lama yang mencakup kawasan Asia dan Afrika maupun di Benua Amerika.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya