Laporan Langsung dari Turki : Emergency Medical Team Indonesia Dirikan Rumah Sakit Lapangan

Agung Bakti Sarasa, Jurnalis
Rabu 15 Februari 2023 19:12 WIB
Emergency Medical Team Indonesia dirikan rumah sakit lapangan di Hassa, Hatay, Turki. (iNews/Davie Pratama)
Share :

HASSA - Pemerintah Indonesia terus menyalurkan bantuan untuk korban gempa magnitudo 7,8 di Turki. Emergency Medical Team (EMT) Indonesia kini telah mendirikan rumah sakit lapangan di Hassa, Provinsi Hatay, Turki, Rabu (15/2/2023).

Rumah sakit lapangan tersebut didirikan di salah satu kota terdampak gempa paling parah. Rumah sakit lapangan itu nantinya difungsikan sebagai posko medis untuk para penyintas gempa.

Reporter iNews, Davie Pratama, dari Turki melaporkan, bantuan dari pemerintah Indonesia melalui EMT sudah sampai di Hassa, Turki. Berbagai bantuan logistik berupa kebutuhan pokok sudah diturunkan dari kontainer.

"Ini menjadi barang yang akan didistribusikan pada warga terdampak, khususnya warga lokal di Hassa," kata Davie.

Menurutnya, tenda rumah sakit lapangan tersebut tak hanya memberikan pengobatan secara medis, tapi juga psikologis. Hal ini mengingat dampak gempa cukup parah.

"Berbagai kebutuhan pokok seperti genset generator untuk kebutuhan listrik, obat-obatan juga sudah disiapkan. Juga tidak lebih penting adalah kebutuhan pokok makanan dan minuman yang tentu sangat diperlukan bagi warga," kata Davie.

Berdasarkan keterangan dari Duta Besar Indonesia untuk Turki, kata Davie, ada 2 kendala di wilayah Hassa, salah satunya suhu.

"Walaupun di wilayah ini suhu relatif lebih hangat dibandingkan di wilayah lain yang di Gaziantep, namun pada malam hari suhu bisa mencapai kurang lebih 2-3 derajat Celsius. Ini cukup dingin," ujar Davie.

Selain itu, permasalahan sosial sudah mulai muncul pada hari ke-9 pasca gempa. Hal itu harus mulai diperhatikan dan juga diantisipasi.

"Warga yang kekurangan listrik, warga yang tidak mendapatkan pasokan air dan kebutuhan pokok, ini mulai meminta atau membutuhkan sekali bantuan khususnya dari pemerintah Indonesia," ucap Davie.

Ia menyebutkan, para korban sangat berharap kepada relawan. Namun, proses pendistribusian logistik sebaiknya terkoordinasi supaya tak terjadi tumpang tindih.

"Kita juga akan nantikan proses distribusi kebutuhan pokok ini terjadi dan proses pemeriksaan dari tim rumah sakit kesehatan lapangan terhadap warga lokal," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, hingga kini korban terdampak gempa Turki dan Suriah sudah lebih dari 37 ribu orang. Sementara warga negara Indonesia (WNI) yang meninggal akibat gempa berjumlah 2 orang. Sementara 2 lainnya masih dalam pencarian.

(Erha Aprili Ramadhoni)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya