Jaksa Tolak Pleidoi Dua Terdakwa Tragedi Kanjuruhan, Ini Alasannya

Lukman Hakim, Jurnalis
Jum'at 17 Februari 2023 18:04 WIB
Sidang kasus Tragedi Kanjuruhan. (Foto: Lukman Hakim)
Share :

SURABAYA – Nota pembelaan atau pleidoi Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC Abdul Haris dan Security Officer Suko Sutrisno ditolak oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU). Keduanya merupakan terdakwa kasus Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang.

JPU dalam repliknya menyampaikan, tuntutan kepada para terdakwa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP), surat dakwaan dan fakta persidangan.

"Kami menolak pleidoi yang disampaikan penasihat hukum dan terdakwa,” kata Jaksa saat membacakan replik di Ruang Sidang Cakra, PN Surabaya.

Menurut jaksa, konsekuensi sanksi Komite Disiplin (Komdis) PSSI yang disampaikan dua terdakwa saat membaca pleidoi pekan lalu, tidak bisa menjadi dasar mengajukan pembelaan.

“Putusan Komdis PSSI hanya untuk internal. Sedangkan peradilan umum mempertimbangkan aspek hukum yang mempertimbangkan kematian orang lain,” katanya.

Baca juga: Anggota Brimob Gaduh di Sidang Kanjuruhan, Kapolri Tegur Langsung Kapolda Jatim

Untuk itu, jaksa meminta majelis hakim mengabulkan replik jaksa, dengan tetap menghukum kedua terdakwa sesuai tuntutan, yakni 6 tahun 8 bulan penjara.

"Majelis hakim, mohon kiranya mengabulkan, pertama, mengesampingkan nota pembelaan penasihat hukum maupun terdakwa. Kedua, menghukum terdakwa sebagaimana surat tuntutan pidana yang telah kami sampaikan,” ucapnya.

Sementara itu, penasihat hukum terdakwa, Sumardhan menyayangkan penolakan JPU atas pleidoi kliennya. Dia menilai, kliennya bukan penyebab 135 orang meninggal dan ratusan lainnya luka-luka. Penyebabnya adalah tembakan gas air mata yang dilakukan oleh polisi.

“Klien saya tidak akan mengajukan duplik (jawaban atas replik). Kami berharap hakim dapat menjatuhkan putusan seadil-adilnya,” katanya.

(Qur'anul Hidayat)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya