Kementerian Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (21/2/2023) bahwa pihaknya akan mempertimbangkan untuk melanjutkan tes ini jika pembelot Korea Utara melaporkan masalah kesehatan dan meminta dukungan medis.
Secara khusus, TJWG menandai kebocoran bahan radioaktif ke dalam air tanah sebagai perhatian khusus, mengingat kecenderungan masyarakat yang semakin meningkat untuk mengkonsumsi air tanah.
Data sensus Korea Utara pada 2008 menunjukkan bahwa seperenam rumah tangga di provinsi paling utara Hamgyong Utara, tempat Punggye-ri berada, menggunakan air tanah sebagai air minum dan pertanian.
Proporsi ini kemungkinan besar akan naik karena kekurangan listrik yang kronis di seluruh negeri. Listrik dipasok hanya secara paruh waktu bahkan di ibu kota Pyongyang, yang selalu diprioritaskan dalam alokasi sumber daya.
Program senjata Korea Utara dipercepat di bawah pemimpin Kim Jong Un, yang mengatakan pada September 2022 bahwa senjata nuklir negaranya tidak lagi dirancang hanya untuk mencegah perang, tetapi juga dapat digunakan secara pre-emptive dan ofensif, untuk memenangkan perang.
"Penguasa Korea Utara telah berusaha untuk memaksimalkan kepentingan internasional dalam kemampuan nuklirnya sambil menghindari perhatian pada masalah hak asasi manusianya. Sebenarnya ada kecenderungan untuk melihat masalah nuklir Korea Utara semata-mata dari perspektif keamanan," kata penulis laporan TJWG.
Jurnalis energi ‘freelance’ Chris Cragg mengatakan tidak seperti AS dan Rusia, yang telah melakukan uji coba nuklir pada masa-masa awal, Korea Utara cukup baru dalam ‘permainan’ ini.