Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 24 Februari tahun lalu untuk merebut Kiev dan menggulingkan pemerintah pro-Eropa, tetapi harapan itu pupus oleh pertahanan yang sengit dan kesalahan militer Rusia.
Serangan balik Ukraina pada akhir 2022 merebut kembali sebagian besar wilayah yang telah hilang. Rusia sekarang menguasai sekira seperlima dari Ukraina.
Perang, yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus" untuk melindungi kedaulatannya, telah berubah menjadi perang ketahanan, dengan meningkatnya kerugian di kedua belah pihak, terutama tahun ini dalam pertempuran di dalam dan sekitar kota timur Bakhmut.
Beberapa pejabat Amerika Serikat (AS) dan Barat memperkirakan korban Rusia hampir 200.000 tewas dan terluka, sementara pada November jenderal senior AS mengatakan lebih dari 100.000 tentara di setiap pihak telah tewas atau terluka.
Tidak mungkin memverifikasi secara independen korban dalam apa yang telah menjadi konflik terburuk di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Jutaan warga Ukraina telah meninggalkan negara mereka dan puluhan ribu warga sipil tewas.
(Rahman Asmardika)