AMERIKA SERIKAT - Amerika Serikat (AS) mengeluarkan peringatan kepada Iran, mengatakan bahwa mereka akan menanggapi setiap serangan oleh negara itu, Sabtu (26/2/2023).
Dikutip dari Al Arabiya, peringatan dari AS itu muncul setelah seorang komandan tinggi Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) mengatakan bahwa Teheran berusaha untuk membunuh mantan pejabat AS, termasuk Mantan Presiden Donald Trump untuk peran mereka dalam pembunuhan Komandan Iran Wassem Soleimani pada tahun 2020.
Jenderal Amirali Hajizadeh yang mengepalai unit kedirgantaraan IRGC membuat komentar di televisi pemerintah pada hari Jumat malam saat membalas serangan rudal Iran di pangkalan udara Ain al-Assad, yang menampung pasukan Amerika di Irak barat, lima hari setelah pembunuhan Soleimani para 3 Januari 2020.
“Insya Allah, kami akan dapat membunuh Trump… [mantan menteri luar negeri Mike] Pompeo, [mantan kepala Komando Pusat AS Jenderal Kenneth] McKenzie dan para komandan militer yang memberi perintah untuk membunuh Soleimani," katanya.
Kepada Al Arabiya, Departemen Luar Negeri AS memperingatkan Iran bahwa setiap upaya untuk menyakiti warga AS, termasuk mereka yang bertugas di masa lalu akan ditanggapi dengan tanggapan yang kuat.
“Iran akan menguji tekad kami untuk melindungi warga kami dalam bahaya besar. Seperti yang secara konsisten dijelaskan oleh Administrasi, Amerika Serikat akan melindungi dan membela warganya. Ini termasuk mereka yang melayani Amerika Serikat sekarang dan mereka yang melayani di masa lalu,” kata seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS juga menegaskan kembali komitmen AS untuk bekerja dengan sekutu dan mitranya untuk mencegah dan menanggapi setiap serangan yang dilakukan oleh Iran, dan untuk meminta pertanggungjawaban IRGC atas 'aktivitas jahatnya'.
Soleimani yang memimpin Pasukan QUDS, cabang IRGC di luar negeri diketahui tewas dalam serangan udara AS di Irak yang diperintahkan oleh Trump.
Pejabat Iran telah berulang kali berjanji untuk membalas kematian Soleimani, karena serangan terhadap Ain al-Assad dianggap sebagai pembalasan yang tidak cukup.
Pasalnya, tidak ada tentara AS yang tewas dalam serangan itu.
Bulan lalu, Presiden Ebrahim Raisi, berbicara pada peringatan tiga tahun pembunuhan Soleimani, mengatakan bahwa balas dendam untuk Soleimani adalah hal yang pasti.
Pada November, Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei mengatakan Iran tidak akan perah melupakan pembunuhan Soleimani, menambahkan bahwa Teheran tetap berkomitmen untuk membalaskan kematiannya.
Ketegangan antara Iran dan Barat telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, terutama karena pasokan senjata Teheran untuk perang Rusia dan Ukraina, aktivitas nuklirnya, dan penumpasan kekerasan terhadap protes domestik.
(Natalia Bulan)