Iran dan Arab Saudi Sepakat Pulihkan Hubungan Diplomatik Setelah Pembicaraan yang Dimediasi China

Rahman Asmardika, Jurnalis
Sabtu 11 Maret 2023 10:18 WIB
Diplomat Senior China Wang Yi (tengah) bersama Direktur Kantor Pusat Komisi Hubungan Luar Negeri Iran Ali Shamkhani (kanan) dan Menteri Negara penasihat keamanan Arab Saudi Musaad bin Mohammed Al Alban (kiri) berfoto setelah pembicaraan di Beijing, China,
Share :

DUBAI/RIYADH - Iran dan Arab Saudi pada Jumat, (10/3/2023) sepakat untuk membangun kembali hubungan diplomatiknya setelah permusuhan bertahun-tahun yang telah mengancam stabilitas dan keamanan di Teluk dan membantu memicu konflik di Timur Tengah dari Yaman hingga Suriah. 

Kesepakatan itu, yang ditengahi oleh China, diumumkan setelah empat hari pembicaraan yang sebelumnya dirahasiakan di Beijing antara pejabat tinggi keamanan dari dua kekuatan yang bersaing di Timur Tengah itu.

Teheran dan Riyadh setuju untuk melanjutkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan dalam waktu dua bulan, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Iran, Arab Saudi dan China.

"Perjanjian tersebut mencakup penegasan mereka atas penghormatan terhadap kedaulatan negara dan tidak mencampuri urusan dalam negeri," kata pernyataan itu, sebagaimana dilansir Reuters.

Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Iran pada 2016 setelah kedutaannya di Teheran diserbu selama perselisihan antara kedua negara atas eksekusi Riyadh terhadap seorang ulama Muslim Syiah.

Kerajaan itu juga menyalahkan Iran atas serangan rudal dan pesawat tak berawak di fasilitas minyaknya pada 2019 serta serangan terhadap kapal tanker di perairan Teluk. Iran membantah tuduhan itu.

Gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman juga telah melakukan serangan rudal lintas batas dan pesawat tak berawak ke Arab Saudi, yang memimpin koalisi melawan Houthi, dan pada 2022 memperluas serangan ke Uni Emirat Arab (UEA).

Menurut perjanjian yang ditandatangani oleh pejabat tinggi keamanan Iran, Ali Shamkhani, dan penasihat keamanan nasional Arab Saudi Musaed bin Mohammed Al-Aiban pada Jumat, kedua negara setuju untuk mengaktifkan kembali perjanjian kerja sama keamanan tahun 2001, serta pakta lain sebelumnya tentang perdagangan, ekonomi dan investasi.

Diplomat top China, Wang Yi, menggambarkan kesepakatan itu sebagai kemenangan untuk dialog dan perdamaian, menambahkan bahwa Beijing akan terus memainkan peran konstruktif dalam mengatasi masalah global yang sulit.

Lama berselisih, Iran dan Arab Saudi, masing-masing dua kekuatan Muslim Syiah dan Sunni terkemuka di Timur Tengah. Kedua negara itu telah mendukung pihak yang berseberangan dalam perang proksi dari Yaman ke Suriah dan di tempat lain.

Rekan negara-negara Teluk Uni Emirat Arab, Oman, Qatar, Bahrain dan Kuwait menyambut baik pemulihan hubungan Saudi-Iran ini. Reaksi serupa juga ditunjukkan Irak, Mesir, dan Turki.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya